Kamis, Oktober 25, 2012

Surat Untuk Pakde Jokowi dan Koh Ahok


Muhammad Ramadhani dan delapan orang lainnya adalah pemenang lomba menulis "Surat Untuk Jokowi" yang diselenggarakan oleh JASMEV (“Jokowi-Ahok Social Media Volunteers”) yaitu para relawan yang mendukung kampanye Jokowi-Ahok di media sosial .

Dilansir oleh VIVAnews, Rama, mengaku kagum dengan sosok Joko Widodo yang kini menjadi Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya, walau berasal dari desa, Jokowi termasuk berpikiran modern. Bagi Rama, Jokowi adalah salah satu inspirator.

Rama menggunakan gaya bahasa santai dalam surat itu. Rama menyebut dirinya dengan gw (gue) --bahasa pergaulan untuk "aku" atau "saya" di Jakarta dan memanggil Joko Widodo dengan sebutan Pakde Jokowi. Sementara, Basuki dia panggil dengan sebutan Koh Ahok.

Dalam surat itu Rama berkeluh kesah, dia minta Gubernur Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama memperhatikan pembangunan tidak hanya di tengah kota, tetapi juga di daerah pinggiran Jakarta, khususnya masalah transportasi dan penghijauan.

Berikut isi lengkap surat Rama untuk Jokowi itu:

Jakarta, identik banget dengan yang namanya kemiskinan, pengangguran, kesenjangan sosial terutama yang kaya dengan yang miskin.
Gw mau nulis surat bwt pakde jokowi dan koh ahok yang semoga terpilih menjadi pasangan gubernur DKI Jakarta.
Perkenalkan, nama gw Rama. Gw tinggal di Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi. Kenapa gw antusias dengan pilkada Jakarta kali ini? Karena gw bersekolah dan melakukan aktivitas sehari-hari itu utamanya di daerah Jakarta. Gw lebih hafal daerah Jakarta daripada Bekasi, maklum soalnya gw Bekasinya, Bekasi pinggiran deket Ibukota.
Gw mau bahas mengenai transportasi dan fasilitas nih pakde. Masalah yang mendasar tentang transportasi itu adalah kurangnya angkutan umum yang nyaman dan massal. Ye gini aja dah, gw jalan dari Pondok Gede ke Ciputat. Itu kalo gw naek angkot, notabene gw harus muter2 naek turun angkot dengan biaya bisa ampe 6000 sekali pergi. Tapi kalo gw bawa motor, dengan duit 10.000 itu bisa bwt pulang pergi sampe 3 hari ke depan dengan jarak yang sama.
Intinya masyarakat DKI dan pinggiran DKI itu lebih mementingkan menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum. Kapan sih Jakarta bisa manusiawi, jalan jalan ke Kota bisa dengan jalan kaki tanpa harus diseruduk dari belakang oleh angkot ato ditabrak ma motor yang nyelonong masuk ke trotoar?
Gw liat realita pembangunan di Jakarta itu cuma berputar di situ-situ aja. Contohnya cuma di daerah Sudirman dan sekitarnya, di situ enak ada pepohonan rindang dan trotoar yang lumayan lebar. Tapi coba liatin deh klo lo pergi ke daerah pinggiran Jakarta. Boro-boro liat ada trotoar, liat pohon pun gak ada! Jangan bangun cuma di pusat kota doang dong! Pinggiran Jakarta juga harus! Kalo bisa tiap jalan itu harus ada trotoar dan zebra cross, percuma kalo angkutan umum massal diadakan tapi trotoar pun gak ada.
Gw sangat mendukung Jokowi dan Ahok ini. Kenapa? Karena mereka punya konsep yang modern yaitu Move People Not Cars. Dan gw suka banget konsep ini, mengurangi polusi dengan meninggalkan kendaraan pribadi dan jalan kaki.
Jakarta Baru mungkin terjadi kalo pemimpinnya bisa mempengaruhi bawahan-bawahannya dan juga rakyatnya untuk bersikap adil dan jujur. Dan juga dengan pembangunan yang progresif dan juga manusiawi. Jangan sampe benerin jalan aja bisa makan waktu 2 hari. Haduh haduh.
Jakarta Baru yang gw idamkan adalah di mana kita bisa nongkrong di luar dengan view yang 'green' bukan tempat nongkrong dengan pelataran polusi udara dan angkot merajalela. Bebaskan lahan untuk dibuat taman yang luas dan bener2 Green dan juga semoga para saudara-saudara gw yang tinggal di daerah yang 'kurang' seperti Penjaringan dan Koja. Semoga mereka cepet deh diberikan fasilitas oleh pemerintah biar kesannya gak kumuh.
Semoga pakde Jokowi dan koh Ahok bisa mewujudkan Jakarta Baru ya! I put my hopes high up in you both!

Dan berikut adalah ulasannya oleh BeritaJakarta:

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...