Selasa, Maret 04, 2014

Haruskah Pasar Tradisional Dipertahankan?

wirausahanews
Seorang anak bertanya kepada ayahnya, "Ayah coba tebak kalo Carrefour, Hypermart, Superindo, itu disebut apa?" Lalu spontan si ayah jawab "Supermarket!", langsung disanggah olehnya "bukan!"

"Lalu apa?" si ayah bertanya balik? "Pasar Modern!" Jawab anak itu! "Kalau pasar modern itu bersih, nyaman bagus, enak jadinya" Lanjutnya.

"Terus kalo pasar tradisional?" tanya sang ayah. "Kalo pasar tradisional itu becek, kotor!" demikian ucapnya.

Entah dapat informasi dari mana, anak itu yang bisa menjawab demikian...

Namun mungkin ada hal yang perlu menjadi perhatian kita adalah, apakah kita memiliki pemahaman yang sama dengan anak tersebut?

Akankah pasar tradisional tidak akan pernah naik kelas dari wujudnya yang buruk, becek, kotor dan semrawut menjadi pasar yang lebih baik?

Jika demikian pemahaman kita tentang pasar tradisional, lalu layakkah pasar tradisional dipertahankan? Di kota besar seperti Jakarta ini?

Mana yang lebih penting untuk dibangun pemahaman kita atau pasar tradisioanal?

Gadget Freak !!!


Mendekatkan Yang Jauh

Kehadiran internet, berawal dari suatu kebutuhan komunikasi data, organisasi riset CERN (European Organization for Nuclear Research) membuat world wide web (internet). Internet yang kini dapat diakses dengan mudah membuat dunia ini semakin tidak ada batas ruang dan waktu. Mereka disatukan dengan internet.

Fenomena yang menurut internet yang menarik saat ini adalah social media, misalnya facebook dan twitter. Pengguna facebook dan twitter di Indonesia sudah makin banyak. Penggunanya pun terdiri dari berbagai kalangan, mulai kalangan siswa, pegawai kantoran, bahkan atas nama organisasi baik pemerintah maupun korporasi.

Keberadaan social media ini tentu membuat kita semakin mudah berkomunikasi. kita dapat berkomunikasi dengan teman-teman, saudara ataupun kenalan dari berbagai dunia dengan social media tanpa harus memikirkan membayar pulsa roaming seandainya kita memakai telepon atau handphone.

Di dunia teknologi informasi seperti sekarang ini, jarak seakan tidak ada lagi. Melakukan komunikasi dengan orang lain yang berjarak ratusan, bahkan ribuan kilometer dapat ditempuh hanya dalam hitungan detik. Yang dulunya dianggap jauh dan memakan waktu yang panjang, kini dapat dilakukan tanpa berpindah tempat dan dalam waktu yang singkat.

Menjauhkan Yang Dekat

Pernahkah ketika anda makan bersama dengan teman anda keluarga, melihat (atau bahkan melakukannya) apa yang dikerjakan pertama kali oleh seseorang adalah memotret hidangan yang tersaji di atas meja, dan membagi di media sosial.

Sadarkah kita bahwa gadget telah membuat kita menjadi seorang yang individual, terfokus terhadap satu hal tanpa sadar menghiraukan orang-orang di dekat kita? Kita lebih sibuk dengan gadget atau smartphone masing masing, seakan kehilangan smartphone membuat dunia ini serasa jauh lebih buruk.

Semakin menjamurnya smartphone bisa mengubah kehidupan dan kebiasaan. Banyak orang jadi lebih sering memotret makanan sebelum makan, lebih sering chit-chat via internet ketimbang ngobrol langsung dengan seseorang di sampingnya (meskipun orang yang itu saling mengenal) dan sebagainya. Kadang kebiasaan ini agak menyakitkan bagi beberapa orang. Mungkin akan terasa ketika seseorang lupa membawa smartphone sedangkan teman di dekatnya lebih peduli dengan smartphonenya ketimbang dengan dirinya.

Apakah anda sudah menyapa teman disebelah anda harini?
Atau anda lebih sibuk dengan gadget di tangan anda?
sumber : kaskus.co.id
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...