Minggu, Mei 30, 2010

Indonesia Raya Berkumandang di Sirkuit Istanbul

"Kemenangan ini buat Indonesia. Saya merasa bangga ketika mendengar lagu Indonesia Raya dikumandangkan di podium," (BOLA NEWS.COM)


Rio start dari posisi pertama dan sempat berduel ketat dengan Miki Monras (Spanyol) memasuki tikungan pertama. Pembalap Pertamina GP3 berusia 17 tahun itu berhasil mempertahankan diri dari serangan Monras, hingga finis di Sirkuit Istanbul pada hari Minggu, 30 Mei 2010.

Sebelumnya, Rio sama sekali tak berkecil hati ketika ia tak bisa berbuat apa-apa di babak kualifikasi, yang menempatkan dirinya di urutan 18. Pada Race 1 Ia terdongkrak dua posisi setelah beberapa pembalap kena penalti, yang mengabaikan bendera kuning saat kualifikasi. Karena itulah Rio akhirnya start dari urutan 16.

Saat Race 1 dimulai, Rio langsung tampil ganas. Baru tiga tikungan dilewati dia sudah berada di urutan 11. Dua lap menjelang finis, dia sebenarnya ada di posisi 6 namun sayang ia tak bisa bertahan di sana dan akhirnya finis di urutan 8.

GP3 seperti halnya GP2 memang memiliki keunikan dalam menentukan posisi start Race 2. Mereka mengenal reverse grid, di mana pembalap yang finis di posisi 1 s.d. 8 pada Race 1 mendapatkan posisi start terbalik. Jadi, pembalap yang finis ke-8 Race 1 akan menempati pole position Race 2, finis ke-7 tempati grid 2, posisi 6 duduki grid 3, dst. Tapi untuk posisi finis 9 hingga terakhir tidak berubah, mereka tetap menempati posisi start sesuai hasil lomba.
"Sampai sekarang saya masih merasa tak percaya bisa menang, tapi itulah faktanya. Saya bisa menang!
Kemenangan Rio jelas sensasional karena dia baru musim ini menjajal Eropa dan GP3 adalah arena baru. Dia memang berjanji akan mempertahankan posisi start terdepan (pole position) yang ia raih berdasarkan hasil Race 1. Sebuah perjuangan luar biasa mengingat Rio masih dalam taraf belajar balapan di Eropa, apalagi usianya pun masih muda, 17 tahun.

Sejarah Arema Indonesia

Asal Usul Nama Arema

Masa Kerajaan

Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang. Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan Cayaraja seperti ditulis kitab Negarakretagama. Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansif Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.

Nama Arema di dekade '80-an

Sampai akhirnya pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis, apakah nama itu menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema. Yang pasti, Arema merupakan penunjuk sebuah komunitas asal Malang. Arema adalah akronim dari Arek Malang. Arema kemudian menjelma menjadi semacam "subkultur" dengan identitas, simbol dan karakter bagi masyarakat Malang. Diyakini, Arek Malang membangun reputasi dan eksistensinya di antaranya melalui musik rock dan olahraga. Selain tinju, sepak bola adalah olahraga yang menjadi jalan bagi arek malang menunjukkan reputasinya. Sehingga kelahiran tim sepak bola Arema adalah sebuah keniscayaan.

Perjalanan Arema Indonesia

PS Arema

(Arema Football Club/Persatuan Sepak Bola Arema nama resminya) lahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema Malang bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Gajayana –home base klub pemerintah itu– selalu disesaki penonton. Dimana posisi Arema waktu itu? Yang pasti, klub itu belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepak bola. Ia masih jadi sebuah “utopia”.

Adalah Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di kota Malang setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78. Jasa “Sang Jenderal” tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. “Saya masih ingat, waktu itu Pak Acub Zainal saya undang ke Stadion Gajayana ketika Persema lawan Perseden Denpasar,” ujar Ovan. Melihat penonon membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan keinginan mendirikan klub galatama. “You bikin saja (klub) Galatama di Malang,” kata Ovan menirukan ucapan Acub.

Beberapa hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal –putra Mayjen TNI (purn) Acub Zaenal– mendatangi Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang sebelumnya sudah kenal dengan dirinya. “Waktu itu Lucky masih suka tinju dan otomotif,” katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau dirinya tidak punya dana untuk membentuk klub galatama. “Saya hanya punya pemain,” ujarnya. Maka dipertemukanlah Lucky dengan Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86.

Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.

Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH–almarhum–No 58. “Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus,” ujar Ovan mengisahkan.

Hanya saja, kata Ovan, dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. "Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan horoscop),"imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, Lucky dan, Ovan mulai mengotak-atik segala persiapan untuk mewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama kebanggaan Malang.

Arema di Galatama

Di awal keikut sertaan di Kompetisi Galatama Ovan Tobing dan Lucky Acub Zaenal mulai bekerja keras mengurus segala tetek-bengek mulai pemain, tempat penampungan (mess pemain), lapangan sampai kostum mulai diplaning.Bahkan,gerilya mencari pemain yang dilakukan Ovan satu bulan sebelum Arema resmi didirikan.Pemain-pemain seperti Maryanto (Persema), Jonathan (Satria Malang), Kusnadi Kamaludin (Armada), Mahdi Haris (Arseto), Jamrawi dan Yohanes Geohera (Mitra Surabaya), sampai kiper Dony Latuperisa yang kala itu tengah menjalani skorsing PSSI karena kasus suap, direkrut. Pelatih sekualitas Sinyo Aliandoe, juga bergabung.

Hanya saja, masih ada kendala yakni menyangkut mess pemain. Beruntung, Lanud Bandar Udara Abdul Rachman Saleh mau membantu dan menyediakan barak prajurit Paskhas TNI AU untuk tempat penampungan pemain. Selain barak, lapangan Pagas Abd Saleh, juga dijadikan tempat berlatih. Praktis Maryanto dkk ditampung di barak. “TNI-AU memberikan andil yang besar pada Arema,” papar Ovan.

Sempat ada kendala, yakni masalah dana –masalah utama yang kelak terus membelit Arema. “Kalau memang tidak ada alternatif lain, ya papimu Luk yang harus mendanai,” jelas Ovan saat mengantarnya ke Bandara Juanda. Sepulang dari Jakarta, Acub Zaenal sepakat menjadi penyandang dana.

Prestasi klub Arema bisa dibilang seperti pasang surut, walaupun tak pernah menghuni papan bawah klasemen, hampir setiap musim kompetisi Galatama Arema F.C. tak pernah konstan di jajaran papan atas klasemen, namun demikian pada tahun 1992 Arema berhasil menjadi juara Galatama. Dengan modal pemain-pemain handal seperti Aji Santoso, Mecky Tata, Singgih Pitono, Jamrawi dan eks pelatih PSSI M Basri, Arema mampu mewujudkan mimpi masyarakat kota Malang menjadi juara kompetisi elit di Indonesia.

Arema di Ligina

Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema F.C. tercatat sudah 7 kali masuk putaran kedua. Sekali ke babak 12 besar (1996/97) dan enam kali masuk 8 besar( 1999/00, 2001, 2002, 2005, 2006,& 2007). Walaupun berprestasi lumayan, tapi Arema tidak pernah lepas dari masalah dana. Hampir setiap musim kompetisi masalah dana ini selalu menghantui sehingga tak heran hampir setiap musim manajemen klub selalu berganti. Pada tahun 2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah yang berpengaruh pada prestasi tim. Hal tersebut yang kemudian membuat Arema FC diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada pertengahan musim kompetisi 2003 meskipun pada akhirnya Arema terdegradasi ke Divisi I. Sejak kepemilikan Arema dipegang oleh PT Bentoel Internasional Tbk, prestasi Arema semakin meningkat; 2004 juara Divisi I, 2005, dan 2006 juara Copa Indonesia, 2007 juara Piala Soeratin LRN U-18, Runner Up Piala Jatim Esia[1/6/2008]Pada Final Melawan Persik Kediri dengan skor 2-1 di stadion Gelora Delta Sidoarjo. Pada tahun 2006 dan 2007 Arema dan Benny Dollo mendapatkan penghargaan dari Tabloid Bola sebagai tim terbaik dan Pelatih terbaik.

Arema di ISL

Kompetisi Liga Super Indonesia ke-1 2008-2009 Arema berada di urutan ke-10. Dua bulan Setelah kompetisi usai tepatnya 3 Agustus 2009 di Hotel Santika Malang pemilik klub Arema, PT Bentoel Investama, Tbk melepas Arema ke kumpulan orang-orang peduli terhadap Arema (konsorsium). Pelepasan Arema ini adalah dampak dari penjualan saham mayoritas PT Bentoel Investama, Tbk. ke British American Tobacco. Sebelumnya ada wacana untuk menggabungkan Arema dengan Persema Malang menjadi satu, namun ditolak oleh Aremania.

Pada kompetisi ISL II 2009/2010 yang ditukangi oleh Robert Rene Alberts, Arema Indonesia berhasil meraih gelar juara dengan total poin 73 dari 34 pertandingan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_Indonesia

Arema Indonesia Juara Liga Super Indonesia 2009/2010

Arema Indonesia menutup musim dengan sempurna.

Di laga terakhir, tim yang sudah dipastikan jadi jawara Liga Super Indonesia musim ini tersebut membantai tuan rumah Persija Jakarta dengan skor telak 5-1.

Dijamu 'Macan Kemayoran' di stadion Gelora Bung Karno, Minggu (30/5/2010), 'Singo Edan' mengawali keunggulan saat pertandingan baru berjalan tujuh menit. Persija lantas balas menekan dan relatif lebih banyak mencatatkan penguasaan bola. Namun malapetaka datang untuk Persija setelah sebelum jeda Abanda Herman dikartu merah wasit yang juga memberi penalti untuk Arema. Dari titik putih Arema menambah keunggulan menjadi 2-0.

Di babak kedua, Persija sempat memperkecil ketinggalan lewat Bambang Pamungkas. Tapi ketiadaan Abanda menyisakan lubang besar di pertahanan Persija dan memudahkan para pemain Arema menambah tiga gol di babak ini.

Atas hasil pertandingan itu, Arema mengumpulkan poin 73 dari total 34 laga yang dilakoni, diikuti oleh Persipura sebagai juara ke-2 yang meraih poin 67 dan Persiba Balikpapan pada peringkat ke-3 dengan poin 54.

Selamat Arema Indonesia!

Sejarah Arema Indonesia

Sabtu, Mei 22, 2010

Ibu Hasri Ainun Habibie Tutup Usia

Istri mantan presiden RI BJ Habibie, Hasri Ainun Habibie tutup usia di usia 72
tahun. Ainun meninggal sekitar pukul 17.00 waktu setempat di Rumah Sakit Ludwig-Maximilians-Universitat, Klinikum Gro`hadern, Munich, Jerman.

"Innalillahi wa inna ilaihii raajiuun. Telah meninggal Ibu Hasri Ainun Habibie. Mohon do'a untuk Almarhumah," demikian informasi resmi yang diperoleh detik.com dari twitter The Habibie Center pukul 23.15 WIB, Sabtu (22/5/2010).

Sebelumnya Ibu Hasri sempat kritis setelah menjalani perawatan intensif. Dia baru saja menjalani operasi kanker usus.

Saat ini semua keluarga termasuk BJ Habibie, dan dua putranya Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie sudah berada di Jerman.
http://www.detiknews.com/read/2010/05/22/232135/1362230/10/ibu-hasri-ainun-habibie-tutup-usia?991101605

Selasa, Mei 18, 2010

Mancester United Pertimbangkan Lagi Kunjungan ke Indonesia

Mancester United (MU) yang batal datang ke Indonesia pertengahan tahun lalu karena adanya ledakan bom di Hotel JW Marriot, saat ini mulai mempertimbangkan lagi untuk mengunjungi Indonesia. "Kembali ke Indonesia merupakan program yang akan dipikirkan oleh MU," kata pemain legenda MU dan duta MU, Andrew Alexander Cole, di Jakarta, Selasa (18/5/2010), dalam acara jumpa pers peluncuran kartu perdana edisi TriMU.
Andrew Cole yang diutus oleh MU hadir dalam acara itu mengatakan bahwa, Indonesia merupakan salah satu negara yang ingin dikunjungi mengingat banyaknya fans fanatik di Indonesia. Apalagi MU telah memiliki kontrak kerja sama dengan operator lokal di Indonesia yakni Tri dalam jangka yang cukup panjang. "MU memiliki kerja sama yang panjang, yakni 3,5 tahun dan kami berharap ke depan akan terus berlanjut," katanya. Ia menegaskan, baik MU maupun Tri melalui kerja sama yang baik akan memikirkan program kunjungan MU ke Indonesia.

Director of Commercial Manchester United Richard Arnold mengatakan cukup senang bisa bekerja sama dengan Tri."Kami akan mencari kesempatan untuk kembali ke Indonesia," ujanya. Ditegaskan oleh Relationship Director Manchester United, Nick Humphreys, Indonesia merupakan salah satu negara yang ingin dikunjungi mengingat banyaknya fans fanatik di Indonesia.

http://www.antara.co.id/berita/1274176660/mu-pertimbangkan-lagi-kunjungan-ke-indonesia
http://www.tempointeraktif.com/hg/sepakbola/2010/05/18/brk,20100518-248632,id.html
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/05/18/mu-bakal-kembali-ke-indonesia

Minggu, Mei 16, 2010

Selamat Berjuang, Indonesia

Hari ini Minggu 16 Mei 2010 pada pukul 13:00 tim Bulu Tangkis Putra  Indonesia akan bertarung menghadapi China di final Piala Thomas. Lawan memang lebih diunggulkan, tapi peluang menang masih terbuka asal bermain pantang menyerah.

Meski berstatus negara dengan trofi Piala Thomas terbanyak, babak final kejuaraan beregu putra paling bergengsi ini justru sudah lama tak dirasakan Indonesia. Kali terakhir pasukan 'Merah Putih' masuk final, dan menjadi juara, adalah tahun 2002. Tak heran kalau Indonesia cuma diunggulkan di bawah China di Piala Thomas dan Uber 2010 ini. Apalagi Lin Dan dkk datang dengan status juara bertahan di tiga edisi sebelumnya.

Tapi mengalahkan China, dalam laga yang akan dilangsungkan pukul 13.00 WIB siang ini, jelas bukan sesuatu yang tak mungkin. Sabtu (15/5/2010) kemarin Korea Selatan membuktikan kalau segala hal mungkin terjadi saat membuat kejutan dengan menundukkan China di final Piala Uber. Meski China menguasai lima posisi teratas ranking pebulutangkis tunggal putri plus punya ganda putri terkuat dunia saat ini. "Kita lihat, kemarin tim uber korea bisa mengalahkan China. Itu artinya tidak ada yg tidak mungkin. Kami di sini akan berusaha yang terbaik. Kepada seluruh masyarakat Indonesia, kami mohon doa dan dukungannya," ungkap Jacob Rusdianto.

Indonesia tak menurunkan formasi yang berbeda dengan saat menghadapi Jepang di babak semifinal lalu. Taufik Hidayat akan diturunkan di tunggal pertama dan hampir dipastikan akan berhadapan dengan Lin Dan. Setelah Taufik, perjuangan Indonesia untuk meraih Piala Thomas yang pertama sejak 2002 berlanjut di tangan pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan. Karena Sony Dwi Kuncoro masih bermasalah dengan cedernya, tunggal kedua yang jadi andalan Indonesia adalah Simon Santoso. Di dua nomor pamungkas, jika diperlukan, yang jadi andalan Tim Thomas Indonesia adalah ganda Nova Widianto/Alven Yuianto dan Dynosiuis Hayom Rumbaka.

Kubu China hampir dipastikan akan turun dengan kekuatan terbaiknya, sama seperti saat mendepak Malaysia di semifinal. Selain Lin Dan di nomor tunggal, andalan China selanjutnya adalah duo Cai Yun/Fu Haifeng. Chen Jin kembali berpeluang dimainkan sebagai tunggal kedua. Sedangkan dua nomor terakhir bisa kembali jadi milik Chen Xu/Guo Zhendong dan Bao Chunlai.
http://www.detiksport.com/read/2010/05/16/090900/1357777/79/selamat-berjuang-indonesia?s99110169

Kamis, Mei 13, 2010

Ternyata Asal Mula Soft Drinks Adalah Untuk Membunuh Tikus

Anda terkejut mengetahui bahwa soft drinks (minuman berkarbonasi) dapat digunakan untuk membunuh tikus? Hal ini disebabkan karena tikus tidak dapat bersendawa. Ketika tikus minum soft drinks, mereka tidak akan mampu bersendawa sehingga mati.

Berikut ini sejarah pendek penemuan soft drinks hingga menjadi komersil yang diperoleh dari Wikipedia:

In 1767 Englishman Joseph Priestley invented carbonated water when he first discovered a method of infusing water with carbon dioxide when he suspended a bowl of water above a beer vat at a local brewery in Leeds, England. The air blanketing the fermenting beer—called 'fixed air'—was known to kill mice suspended in it. Priestley found water thus treated had a pleasant taste and he offered it to friends as a cool, refreshing drink. In 1772 Priestley published a paper entitled Impregnating Water with Fixed Air in which he describes dripping oil of vitriol (sulfuric acid) onto chalk to produce carbon dioxide gas, and encouraging the gas to dissolve into an agitated bowl of water.

In 1771 Swedish chemistry professor Torbern Bergman independently invented a similar process to make carbonated water. In poor health at the time yet frugal, he was trying to reproduce naturally-effervescent spring waters thought at the time to be beneficial to health.

Ányos Jedlik (1800-1895), a Hungarian, invented consumable soda-water that continues to be a popular drink today. He also built the world's first carbonated water factory in Budapest, Hungary. After this invention, a Hungarian drink made of wine and soda water called "fröccs" (wine spritzers) was spread throughout several countries in Europe.

Since then, carbonated water is made by passing pressurized carbon dioxide through water. The pressure increases the solubility and allows more carbon dioxide to dissolve than would be possible under standard atmospheric pressure. When the bottle is opened, the pressure is released, allowing the gas to come out of the solution, thus forming the characteristic bubbles.

In the United States, carbonated water was commonly known by the name of soda water until World War II. During the Great Depression, it was also referred to as two cents plain, a reference to its place as the cheapest drink available at the soda fountain. In the 1950s new terms such as sparkling water and seltzer water began to be used. The term seltzer water is a genericized trademark that derives from the German town Selters, meaning "water from Selters."  where naturally carbonated water has been commercially bottled and shipped into all parts of the world at least since the 18th century.

Flavored carbonated water is also commercially available. It differs from sodas in that it contains flavors (usually sour fruit flavors such as lemon, lime, cherry, orange, or raspberry) but no sweetener.

Bila anda ingin mencoba membunuh tikus dengan soft drinks, anda dapat ikuti langkah-langkah berikut ini:
  1. Tuang soft drinks (Pepsi atau Coca cola) ke dalam piring. piring sekali pakai adalah yang terbaik. Anda tidak akan ingin menggunakan kembali wadah untuk apa pun nanti, karena tikus dapat membawa berbagai jenis penyakit.
  2. Tempat piring tersebut dekat tempat tikus masuk / keluar rumah. Carilah kotoran mereka jika Anda belum melihat tikus dan tikus yang masuk atau keluar dari tangan pertama.
  3. Tikus akan meminum soft drinks dan kemudian, ketika mereka tidak bisa bersendawa, mereka akan mati.
Ya, ini mungkin terdengar kejam, namun membuat jebakan, lem tikus, serta racun tikus juga tidak ada yang terdengar sebagai cara yang bersahabat bagi tikus. Ingat, soft drinks tentu lebih aman dari racun yang dapat membahayakan anak-anak dan hewan peliharaan

Tips tambahan:
  • Tikus paling aktif pada malam hari.
  • Minuman berkarbonasi tidak dapat bertahan begitu lama, anda akan perlu mengantinya. Bila masih diperlukan, tempatkan soft drinks baru setiap malam.

Kamis, Mei 06, 2010

Gedung DPR Miring?

Beberapa hari lalu saya membaca berita mengenai keluhan dan kekhawatiran anggota DPR atas kondisi tempat kerja mereka saat ini. Para anggota dewan yang terhormat tersebut menyampaikan bahwa gedung DPR telah terjadi keretakan dan kemiringan sehingga bisa membahayakan keselamatan penghuni gedung apalagi kemiringannya tiap tahun terus bertambah. Bahkan ada yang menyatakan kemiringan gedung hingga mencapai 7 derajat. Wow!....

Setelah diperiksa oleh ahli geodesi dari ITB atas permintaan Metro TV, teryata kemiringan gedung hanya 0,12 derajat.
Rekan-rekan ysh,

Berdasarkan pengukuran tim KK Geodesi ITB
(Heri Andreas, Irwan Gumilar dan M. Gamal)
tadi sore (Selasa 4 Mei 2010) atas permintaan Metro TV,
diperoleh hasil bahwa Gedung DPR yang dihebohkan miring
sampai 8 derajad, ternyata hanya miring sekitar
7.5 menit (atau 0.12 derajad).

Itu dulu informasi awalnya.
Semoga dapat bermanfaat

Salam,

Hasanuddin Z. Abidin
KK Geodesi ITB

Di sisi lain,anggaran untuk renovasi gedung DPR ternyata sudah disahkan untuk dilaksankan pada tahun 2010, uang artinya rencana sudah diusulkan setidaknya pada tahun 2009. Dan benar saja bahwa Analisis Amdal untuk renovasi gedung DPR sudah selesai sejak tahun 2008.
Jika memang gedung DPR perlu direnovasi, mengapa para anggota dewan yang terhormat membuat berita kerusakan bangunan yang begitu di dramatisasi?

http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2010/04/30/brk,20100430-244436,id.html
http://angelscyber.blogspot.com/2010/05/gedung-dpr-yang-katanya-miring.html
http://www.detiknews.com/read/2010/05/05/224858/1351940/10/gedung-baru-dpr-segera-dibangun?991101605

Rabu, Mei 05, 2010

Sri Mulyani Indrawati

Sri Mulyani Indrawati (lahir di Bandar Lampung, Lampung, 26 Agustus 1962) dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.

Pada tanggal 5 Mei 2010 ia ditunjuk sebagai salah satu kandidat dari tiga posisi Managing Director Bank Dunia. Menerima tawaran tersebut Sri Mulyani mengundurkan diri dari jabatan Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu saat itu.

Ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Sri Mulyani sebelumnya dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia. Ia menjabat Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998. Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.

Pendidikan
  • Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia. (1981 – 1986)
  • Master of Science of Policy Economics di University of lllinois Urbana Champaign, U.S.A. (1988 – 1990)
  • Ph.D. of Economics di University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A. (1990 – 1992)


Pengalaman Kerja
  • Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI), Juni 1998 – Sekarang
  • Nara Sumber Sub Tim Perubahan UU Perbankan, Tim Reformasi Hukum – Departemen Kehakiman RI, Agustus 1998 s/d Maret 1999.
  • Tim Penyelenggara Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional Tahun 1999 – 2000, Kelompok Kerja Bidang Hukum Bisnis, Menteri Kehakiman Republik Indonesia, 15 Mei 1999 – Sekarang
  • Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan RI, Juni 1998 s/d sekarang.
  • Dewan Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI-TVRI XXXI, Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kebudayaan dan Kemanusiaan, terhitung 1 April 1999 - Sekarang
  • Redaktur Ahli Majalah bulanan Manajemen Usahawan Indonesia, Agustus 1998 – Sekarang
  • Anggota Komisi Pembimbing mahasiswa S3 atas nama Sdr. Andrianto Widjaya NRP. 95507 Program Doktor (S3) Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Institute Pertanian Bogor, Juni 1998
  • Ketua I Bidang Kebijakan Ekonomi Dalam dan Luar Negeri serta Kebijaksanaan Pembangunan, PP Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), 1996 – 2000
  • Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik-UI, 1996-Maret 1999
  • Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM FEUI, Mei 1995 – Juni 1998
  • Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan LPEM FEUI, 1993 – Mei 1995
  • Research Associate, LPEM FEUI, 1992 – Sekarang
  • Pengajar Program S1 & Program Extension FEUI, S2, S3, Magister Manajemen Universitas Indonesia, 1986 – Sekarang
  • Anggota Kelompok Kerja – GATS Departemen Keuangan, RI 1995
  • Anggota Kelompak Kerja Mobilitas Penduduk Menteri Negara Kependudukan – BKKBN, 1995
  • Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk, Asisten IV Menteri Negara Kependudukan, BKKBN, Mei – Desember 1995
  • Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS, 1994 – 1995
  • Asisten Profesor, University of lllinois at Urbana, Champaign, USA, 1990 – 1992
  • Asisten Pengajar Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia, 1985 – 1986

Kegiatan Penelitian
  • Research Demand for Housing, World Bank Project, 1986
  • Kompetisi Perbankan di Jakarta/Indonesia, BNI 1946, 1987
  • Study on Effects on Long-term Overseas Training on Indonesia Participant Trainees. OTO Bappenas – LPEM FEUI, 1998
  • Penyusunan Study Dampak Ekonomi Sosial Kehutanan Indonesia . Departemen Kehutanan – LPEM FEUI, 1992
  • Survei Pemasaran Pelumas Otomotif Indonesia. Pertamina – LPEM FEUI, 1993
  • The Prospect of Automotive Market and Factors Affecting Consumer Behavior on Purchasing Car. PT. Toyota Astra – LPEM FEUI, 1994
  • Inflasi di Indonesia : Fenomena Sisi Penawaran atau Permintaan atau keduanya. Kantor Menko Ekuwasbang – Bulog – LPEM FEUI, 1994
  • Restrukturisasi Anggaran Daerah. Departemen Dalam Negeri – LPEM FEUI, 1995
  • The Evaluation of Degree and non degree training – OTO Bappenas, 1995
  • Fiscal Reform in Indonesia : History and Perspective, 1995
  • Potensi Tabungan Pelajar DKI Jakarta. Bank Indonesia – LPEM FEUI, 1995
  • Studi Rencana Kerja untuk Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional, Departemen Pariwisata, Pos & Telekomunikasi – LPEM FEUI, 1996
  • Interregional Input-Output (JICA Stage III), 1996
  • Studi Kesiapan Industri Dalam Negeri Memasuki Era Perdagangan Bebas, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, LPEM FEUI, 1997
  • Penyusunan Rancangan Repelita VII. Departemen Perindustrian dan Perdagangan , 1997
  • Indonesia Economic Outlook 1998/1999. Indonesia Forum 1998
  • Country Economic Review for Indonesia. Asian Development Bank, 1999

Publikasi
  • Teori Moneter, Lembaga Penerbitan UI, 1986
  • Measuring the Labour Supply effect of Income Taxation Using a Life Cycle Labour Supply Model : A Case of Indonesia (Disertasi), 1992
  • A Dynamic Labour Supply Model for Developing Country : Consequences for Tax Policy (co author : Jane Leuthold) BEBR – University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A., 1992
  • " Ekonom dan Masalah Lingkungan ", Kompas, 4 Desember 1992
  • " Prospek dan Masalah Ekspor Indonesia", Suara Pembaharuan, April 1993
  • The Cohort Approach of a life Cycle Labour Supply, EKI, Desember 1993
  • " Tantangan Ekspor non Migas Indonesia ", DPE 1994
  • "Perkembangan Ekonomi Sumber Daya Manusia – Proceding " Seminar LP3Y – Jogya, Dalam Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan, 1995
  • "Dilema Hutang Luar Negeri dan PMA", Warta Ekonomi 26, 1995
  • "Prospek Ekonomi", Gramedia, 1995
  • Tantangan Transpormasi Sumber Daya Manusia Indonesia Menghadapi Era Globalisasi" (co dengan Dr. Ninasapti Triaswati) dalam : Alumni FEUI dan Tantangan Masa Depan, Gramedia, 1995.
  • "Liberalisasi dan Pemeratan dalam Liberalisasi Ekonomi, Pemerataan dan Kemiskinan, Tiara Wacana, 1995
  • Tinjauan Triwulan Perekonomian (Sri Mulyani dan Thia Jasmania), Ekonomi Keuangan Indonesia, Januari – April 1995
  • Performace of Indonesia State owned Enterprises, Seminar World Bank, April 1995
  • "Ability to Pay minimum wage and Workers Condition in Indonesia", Seminar World Bank Seminar, April 1995.
  • Workers in an integrating World, Discuss Panel World Development Report, 1995
  • Mungkinkah Ekonomi Rakyat ? Diskusi Series Bali – Post – Ekonomi Rakyat, 25 November 1995
  • "Tumbuh Tinggi dengan Uang Ketat", Warta Ekonomi , 5 Februari 1996
  • Inpres 2/1996 dan Pembangunan Industri Nasional, Dialog Pembangunan CIDES, 28 Maret 1996"Kijang Tetap Jadi Pilihan", Jawa Pos, 29 Maret 1996
  • "Sumber – sumber institusional dalam mewujudkan Demokrasi Ekonomi", Seminar Persadi, 18 Januari 1996
  • "Indonesia : Sustaining Manufactured Export Growth", Seminar Bappenas – ADB, 11 April 1996
  • Consistent Macroeconomic Development and its Limitation (Sri Mulyani dan Ari Kuncoro), Indonesia Economy Toward The Twenty First Century – IDE 1996
  • "Menggantung Harapan pada Tax Holiday", Majalah SWA, 16 Agustus 1996
  • "Globalisasi dan Kemandirian Ekonomi", Simposium Nasional Cendikiawan Indonesia Ke III, Jakarta 28 Agustus 1996
  • "Kesiapan Jawa Timur dalam mendukung pembangunan Industri Nasional", Seminar Kajian Industri : Tantangan Internasional dan Respon Industri di Jawa Timur Refreksi dan Prospektif, 2 November 1996
  • "Strategi Pembangunan Pasar Dalam Negeri dan Luar Negeri – Usaha Kecil Menengah dan Koperasi" Seminar Yayasan Dana Bakti Astra, Jakarta 12 Maret 1997
  • "Kebijakan Harga dan Ketahanan Pangan Nasional", memperingati HUT Bulog, April 1997
  • "Pemerintah Versus Pasar", memperingati 70 Tahun, Prof. Widjojo Nitrisastro, Mei 1997
  • "Liberalisasi Challenges", Seminar ASEAN/ISI-Keijai Koho Center, Tokyo, 8 Juli 1997
  • "Isu Mobnas Dalam Dinamika Kebijakan Industri Nasional : Sebuah Tinjauan Ekonomi Politik", 21 Visi, 1997
  • "Tantangan Transformasi Ekonomi Indonesia Menuju Millenium Baru : Mempertahankan Pertumbuhan Dan Meletakkan Fundamental Yang Kokoh", Disampaikan Dalam Orasi Ilmiah Pada Acara Wisuda Lulusan STAN Dan PRODIP Keuangan, Plenary Hall – Jakarta Hilton Convention Center, 2 September 1997.
  • "Implikasi Bagi Dunia Bisnis Dari Gejolak Mata Uang", Diskusi BBD, 10 September 1997
  • "Economic Profile and Performance of ASEAN Countries" Konfrensi Federation of ASEAN Economic Association, Denpasar – Bali, 24-25 Oktober 1997
  • "Indonesia Economic Outlook 1998 (Challenger & Oportunities)" One Day seminar Radison Hotel, 27 November 1997
  • "Analisa Krisis Nilai Tukar dan Prospek Perekonomian Indonesia ke Depan", Seminar KBRI Singapura, 4 Desember 1997
  • "Small Industry Profiles and Policies", Two Day Seminar USAID-LPEM, Aryaduta Hotel, 17-18 Desember 1997
  • "Kesehatan Bank dan Lingkungan Makro Ekonomi", Dialog Bank Umum Nasional, 16 Januari 1998
  • "Evaluasi Ekonomi 1997 dan Tantangan Ekonomi 1998", Seminar LIPI, 20 Januari 1998
  • "Revisi RAPBN", Gatra, 24 Januari 1998
  • "Krisis Ekonomi Indonesia dan Langkah Reformasi", Orasi Ilmiah Universitas Indonesia, Balairung UI, 7 February 1998.
  • "APBN 1998/1999 dimasa Resesi dan Dimensi Revisi RAPBN 1998/1999", Diskusi HUT FKP DPR RI, 12 Februari 1998
  • Forget CBS, Get Serious About Reform, Indonesia Business, April 1998
http://id.wikipedia.org/wiki/Sri_Mulyani

DKI Kaji Pembentukan BUMD Energi

Kebutuhan energi listrik dan gas di wilayah DKI Jakarta, sejauh ini boleh dibilang sangat tinggi. Sayangnya, pasokan energi yang disediakan badan usaha milik negara (BUMN) bagi warga Jakarta ini dirasakan masih kurang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Berpijak dari itulah, kalangan DPRD DKI Jakarta, meminta Pemerintah Provinsi DKI untuk menjajaki pembentukan badan usaha milik daerah (BUMD) yang menangani masalah energi. Hal ini dirasa perlu demi menjamin pasokan kebutuhan energi di Ibu Kota. Pembentukan BUMD energi itu sendiri saat ini sedang dalam proses pengkajian dan diharapkan dapat segera terwujud.

"Memang sudah ada pemikiran ke sana, tapi gak bisa terburu-buru karena kita harus pelajari dulu kebutuhan energi di Jakarta di masa sekarang dan masa yang akan datang," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di Balaikota DKI, Rabu.

Pemprov DKI dapat membentuk Perusahaan Gas Daerah (PGD) yang dapat melakukan suplai langsung ke konsumen. Tak hanya itu, dengan BUMD ini bisa mendapatkan energi gas secara langsung dari produsen gas di wilayah kerja minyak dan gas. Dengan begitu, tarif gas pun bisa menjadi murah dibandingkan dengan tarif gas yang ditetapkan BUMN. Pembentukan BUMD tersebut bukan sesuatu yang mudah. Sehingga tidak bisa dibentuk dengan terburu-buru tanpa ada perencanaan matang atau melewati pengkajian yang tepat.

Fauzi Bowo mengakui, pengkajian pembentukan BUMD energi masih dilakukan dan belum rampung. Proses pengkajian dilakukan untuk melihat pemenuhan kebutuhan listrik bagi Jakarta pada 10-15 tahun ke depan

Berdasarkan data World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, konsumsi energi listrik di Indonesia terfokus di Jawa-Bali yakni sebesar 78 persen dari total keseluruhan konsumsi listrik nasional, karena 68 persen konsumennya berada di pulau Jawa-Bali. Bagian Indonesia yang lain mendapatkan porsi lebih kecil. Konsumsi listrik sebanyak total 29.605 GWH atau 23 persen total konsumsi listrik Indonesia, terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang.

Sementara itu, kebutuhan pasokan energi listrik untuk MRT diperkirakan 50 megavolt. Untuk memenuhi kebutuhan itu, nota perjanjian kerja sama PLN dan Pemprov DKI sudah ditandatangani Senin 15 Juni 2009. PLN mungkin akan membangun beberapa gardu di sepanjang rute MRT, untuk menjaga kestabilan tegangan.

http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?idwil=0&nNewsId=38776
http://www.antaranews.com/berita/1273057886/dki-akan-bangun-pembangkit-listrik-mandiri

Minggu, Mei 02, 2010

Ki Hadjar Dewantara

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat), sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara (EYD: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro), lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.

Masa muda dan awal karier

Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial.

Aktivitas pergerakan

Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO) tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kongres pertama BO di Yogyakarta juga diorganisasi olehnya.

Soewardi muda juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, atas pengaruh Ernest Douwes Dekker (DD). Ketika kemudian DD mendirikan Indische Partij, Soewardi diajaknya pula.

Als ik eens Nederlander was

Sewaktu pemerintah Hindia Belanda berniat mengumpulkan sumbangan dari warga, termasuk pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis pada tahun 1913, timbul reaksi kritis dari kalangan nasionalis, termasuk Soewardi. Ia kemudian menulis "Een voor Allen maar Ook Allen voor Een" atau "Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga". Namun kolom KHD yang paling terkenal adalah "Seandainya Aku Seorang Belanda" (judul asli: "Als ik eens Nederlander was"), dimuat dalam surat kabar De Expres pimpinan DD, tahun 1913. Isi artikel ini terasa pedas sekali di kalangan pejabat Hindia Belanda. Kutipan tulisan tersebut antara lain sebagai berikut.

"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya".

Beberapa pejabat Belanda menyangsikan tulisan ini asli dibuat oleh Soewardi sendiri karena gaya bahasanya yang berbeda dari tulisan-tulisannya sebelum ini. Kalaupun benar ia yang menulis, mereka menganggap DD berperan dalam memanas-manasi Soewardi untuk menulis dengan gaya demikian.

Akibat tulisan ini ia ditangkap atas persetujuan Gubernur Jenderal Idenburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka (atas permintaan sendiri). Namun demikian kedua rekannya, DD dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda (1913). Ketiga tokoh ini dikenal sebagai "Tiga Serangkai". Soewardi kala itu baru berusia 24 tahun.

Dalam pengasingan

Dalam pengasingan di Belanda, Soewardi aktif dalam organisasi para pelajar asal Indonesia, Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia).

Di sinilah ia kemudian merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya. Dalam studinya ini Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan India, Santiniketan, oleh keluarga Tagore. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri.

Taman Siswa

Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.

Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. ("di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, dari belakang mendukung"). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa. Bagian dari semboyan ciptaannya tersebut, tut wuri handayani, menjadi slogan Departemen Pendidikan Nasional.

Pengabdian setelah Indonesia merdeka

Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia (posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya (2 Mei) dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959).

Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959.

Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara dan Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah emisi 1998.
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara
  • http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Museum/Koleksi/Uang/Uang+Kertas/detail.htm?id=203

Viking The Jak : Ku ingin Negeriku Damai...

Sore itu rumah ku dikunjungi oleh seorang anak kecil, usianya mungkin sekitar 9 tahun, sebut saja namanya Heru. Ia adalah teman anak ku Adit yang usianya baru 5 tahun...
Beberapa saat.. ku lihat mereka asik bersama di depan komputer memaikan game balap mobil...

Setelah beberapa saat sepertinya mereka telah selesai bermain game balap mobil... anak ku main mobil-mobilan di teras rumah, ... tetapi temannya masih duduk di depan komputer, mendengarkan lagu-lagu sambil membuka halaman internet...

Ku biarkan saja... ku pikir... apalah yang dibuka oleh anak usia 9 tahunan tersebut... apalagi komputer ku telah kulengkapi dengan "parental control" sehingga aku tidak khawatir bila ia "salah alamat" masuk ke website porno... pasti akan langsung terblokir....

Namun sungguh aku terkejut.... tiba dia memangil anak ku...

"Adit-Adit lihat nih.... Viking A*j**g.. wee....! Wee...!" diucapnya dengan rasa bangga...

Anak ku yang sedang akan menghapirinya langsung ku tarik menjauh darinya...! Dan aku langsung mencabut modem yang ku paralelkan dari komputer di dalam kamar depan...

Mengengar ucapan anak kecil tersebut dada ku langsung terasa seperti terhantam benda keras... dan hati sedih... Bukan karena aku anggota Viking ataupun pendukung Tim Persib Bandung...
Yang membuat ku serasa sesak dan sedih adalah....
Bagaimana bisa terjadi anak usia 9 tahun mengucap kalimat kasar dan menyiratkan permusuhan tersebut dengan rasa bangganya... siapa yang mengajarkannya...?
Di usia yang sangat muda sepertinya ia belum pernah menyaksikan langsung... pertandingan di stadion... sehingga untuk mendapat "bekal" dari supporter lain yang kemungkinan hampir tidak ada....

Apa yang ada di benak ku adalah... Jika anak-anak kita di usia yang sangat belia itu sudah tertanam kebencian yang begitu dibanggakan... bagaimana mereka di masa depan nanti...?

Aku sendiri terlahirkan di Jakarta 30 tahun yang lalu... Namun nak ku terlahir di Bandung. Aku jadi teringat ketika aku mengajak anak ku ke Bandung untuk menengok Kakeknya... tidak jarang aku melihat sticker bertuliskan F**k The Jak menempel bagaian belakang kendaraan, membuat ku sangat tidak nyaman...
Sama tidaknya nyamannya ketika melihat atribut bernada profokasi dari sebagian supporter Persija yang kami lihat di jalan saat mereka hendak menyaksikan pertandingan ataupun kembali dari Stadion Gelora Bung Karno maupun Stadion Lebak Bulus.

Ya... ternyata berbagai atribut suporter yang bernadakan profokasi di jual bebas... Sticker, kaos suporter, maupun syal bertuliskan kalimat yang bernada profokasi sangat dapat di pasar... maupun pedagang kaki lima... baik di Jakarta mupun Bandung.
Bahkan kaos untuk ukuran anak kecil pun ada, dan dipajang denga tegasnya... Oleh karena itu tak heran bila seorang anak kecil dengan mudah dan bangganya mengucap kalimat yang menyiratkan permusuhan tersebut...

Bagi ku pedagang tersebut hanya mencari untung tanpa memikirkan dampak dari (kalimat profokasi dalam sticker, kaos, syal) yang dijualnya... sadar atau tidak mereka telah memupuk benih-benih permusuhan!
Bila atribut bernadakan profokasi ini masih ada di pasar, tentu ini menjadi tugas penegak hukum untuk menertibkannya........!
Dan bila ada atribut bernadakan profokasi tersebut digunakan oleh supporter saat menyaksikan pertandingan, di sinilah panitia pelaksana pertandingan dan pengurus supporter harus turun tangan menertibkannya......!

Viking dan The Jak.. dan Seluruh Superter Bola di Indonesia.. ku ingin kita damai..

Ku ingin negeriku damai...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...