Sabtu, November 29, 2008

Kita Bisa Cegah HIV/AIDS

AIDS adalah akronim dalam bahasa Inggris dari Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan kumpulan berbagai gejala dan infeksi sebagai akibat dari hilangnya sistem kekebalan tubuh karena infeksi dari Human Immunodeficiency Virus (HIV). Walaupun sudah ada penanganan untuk AIDS dan HIV, obatnya belum diketahui. Berbagai faktor yang mempengaruhi adalah kesehatan, fungsi kekebalan, layanan kesehatan, dan infeksi lain.
.........
Pita Merah (Red Ribbon) seperti ini adalah simbol solidaritas untuk orang yang positif HIV dan terkena AIDS, dan tanggal 1 Desember telah ditetapkan sebagai Hari AIDS Internasional.
.........
(Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS)



PENULARAN HIV / AIDS

.........
Penularan HIV ke dalam tubuh dapat melalui aliran darah, melalui luka, pembuluh darah maupun lewat membran mukosa (selaput lendir). Media penularannya adalah darah, cairan sperma, dan cairan vagina. Beberapa kegiatan yang dapat menularkan HIV yaitu:
  • Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
  • Penggunaan jarum suntik, tindik, tato yang dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan secara bersama-sama dan sebelumnya telah dipakai oleh orang yang terinfeksi HIV.
  • Melalui transfusi darah yang tercemar HIV.
  • Ibu hamil yang tercemar HIV pada anak yang dikandungnya.
HIV tidak dapat menular lewat kontak sosial seperti makan-minum bersama, bersalaman, menggunakan WC umum bersama penderita HIV/AIDS, berenang dengan penderita HIV. Berciuman dengan penderita HIV juga tidak akan menular kalau tidak ada luka seperti sariawan. Kami mendukung usahamu untuk tetap berteman dan menolong sahabatmu yang menderita AIDS, memberikan semangat kepadanya untuk tetap berobat dan menjalani kehidupan dengan normal. ... Ada sedikit saran dari kami karena kebersihan itu penting untuk kesehatan, maka kami sarankan supaya hal-hal yang bersifat pribadi sebaiknya dipakai masing-masing, misalnya handuk.
.........
(KOMPAS https://www.kompas.com/kompas-cetak/0305/23/muda/326457.htm)

SIAPA YANG RAWAN TERHADAP VIRUS AIDS ?
.........
Pada bulan September 2005, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan RI melaporkan 8.251 kasus HIV/AIDS, dimana di 32 propinsi, 4.065 merupakan kasus HIV dan di 31 propinsi, 4.186 merupakan kasus AIDS. Dari kasus yang dilaporkan ini, persentase tertinggi (59,04%) ditemukan pada kelompok usia 20-29 tahun. Sedangkan kelompok usia dibawah 14 tahun persentasenya adalah 2,12 %. Dari kasus AIDS yang dilaporkan ini, penyalahgunaan narkoba suntik sebesar 59,9%, hubungan seks dengan lawan jenis 47,8 %, lain-lain 7,7 %. Laju kasus AIDS nasional per 100.000 penduduk adalah 2,08.
.........
(UNICEF http://www.unicef.org/indonesia/id/Bersatu_untuk_Anak_Bersatu_lawan_HIV_AIDS_Bhs_Inds_.pdf)

Laporan Departemen Kesehatan RI tersebut menunjukan bahwa orang-orang yang rawan terhadap AIDS yang terbesar adalah mereka yang terlibat dengan NARKOBA SUNTIK dan HUBUNGAN SEX.


KITA bisa cegah HIV/AIDS (Contoh Keberhasilan)
.........
Apa kuncinya?
Kenapa Uganda berhasil? Ada beberapa hal yang menjadi kunci keberhasilan Uganda ini. Pertama adalah pengetahuan masyarakat terhadap AIDS/HIV, tidak hanya masyarakat kota tapi juga masyarakat desa. Ini merupakan hasil penyuluhan pemerintah dengan bantuan masyarakat itu sendiri. Data menunjukkan bahwa 82% wanita Uganda mengenal AIDS/HIV.
Kunci keberhasilan yang kedua adalah pengetahuan masyarakat tentang siapa yang tengah mengidap AIDS/HIV. Diketahuinya seseorang mengidap AIDS bukan berarti orang tersebut akan didiskriminasikan. Namun tidak lebih dari peringatan terhadap orang-orang di sekitarnya. Hal ini tentunya menuntut jiwa ìmembuka diriî dari ODHA sendiri, serta jaringan komunitas masyarakat yang akan melindungi ODHA dari diskriminasi lingkungannya.

Melalui pendidikan dan penyuluhan, Uganda telah berhasil menekan jumlah ODHA secara drastis. Melalui upaya ini, kita memberikan pengetahuan tentang AIDS/HIV, bahayanya, kondisi terapi dan vaksinasi saat ini, serta cara penanggulangannya. Untuk memperingati warganya akan bahaya AIDS/HIV, pemerintah Uganda mengeluarkan slogan dan peringatan yang berbunyi AIDS was fatal and required an immediate population response based on zero grazingî. ìZero grazingî artinya tidak seperti ternak liar.

Memang harus disadari bahwa cara penanggulangan AIDS/HIV yang efektif saat ini adalah pencegahan. Ini bisa kita lakukan karena kita telah mengetahui mekanisme penyebaran virus HIV ini. Faktor yang utama adalah hubungan seks. Sehingga jika kita ingin bebas dari ancaman AIDS/HIV, janganlah melakukan hubungan seks selain isteri.(*)
(Dr. Andi Utama - Puslit Bioteknologi LIPI http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/0625/kes1.html)
ket : ODHA = orang dengan HIV/AIDS

Sabtu, November 22, 2008

Evaluasi Penyelenggaraan “Evaluasi Penyelenggaraan Busway”

Teryata dialog publik yang diselenggarakan oleh Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) pada hari Kamis, 20 November 2008 kemarin di Hotel Sultan Jakarta tersebut hampir tidak membicarakan masalah penyelenggaraan busway kecuali pada key note yang disampaikan oleh Soetanto Soehodho setelah sebelumnya disampaikan pembukaan oleh Edie Toet Hendratno.

Dalam diskusi yang berjudul “Evaluasi Penyelenggaraan Busway” dengan judul kecilnya “Menuju Penyelenggaraan Busway yang Lebih Baik” permasalahan-permasalahan yang terkait dengan “penyelenggaraan” seperti pelayanan, armada, penjadwalan, rute, feeder, serta keamanan dan kenyamanan malah tidak tergali. Sorotan dari perspektif transportasi yaitu akses, mobilitas dan lalu-lintas juga terlihat sangat minim.

Sebenarnya Andrinof A Chaniago, Azas Tigor Nainggolan dan Tulus Abadi sebagai pembicara dalam acara tersebut “bukanlah orang awam”. Namun perlu menjadi catatan di sini bawa mereka “bukanlah orang awam” dalam “bidang yang di kuasainya”. Mereka semua cukup pandai berbicara mengenai busway sebagai objek diskusi, namun masing-masing memiliki latar belakang keilmuan serta ketertarikan yang berbeda untuk melihat permasalahan.

Berikut gambaran hal yang diulas pembicara dari acara tersebut:

Chaniago sebagai pengamat kebijakan, mengungkapkan secara menarik bahwa busway dari tidak berangkat dari penetapan kebijakan publik yang baik dan membawa berbagai klaim yang bersifat parsial untuk mendapat dukungan. Ia telah menyihir perhatian peserta dari evaluasi penyelenggaraan berubah menjadi evaluasi kebijakan. Tidak ada yang salah, tetapi masukan yang sangat baik tersebut lebih tepat diarahkan kepada pemerintah dan para wakil rakyat. Mungkin dia hanyalah korban dari undangan yang salah alamat.

Tulus Abadi dari YLKI dengan lugas menyampaikan berbagai persoalan dari sudut pandang pengguna busway, termasuk armada, layanan, tarif, headway, keamanan, serta feeder. Namun disisi lain dia juga mempermasalahkan pengguna yang “memiliki harapan lebih” terhadap busway. Persoalan busway yang disampaikan juga sepertinya hanya melihat pengguna busway “hanya sebagai pengguna busway” bukan orang yang ingin bergerak dari satu tempat ke arah tujuannya, sebagaimana ia mengungkapkan bawah pengguna motor “egois” karena menyatakan “busway tidak bisa mengatarkan mereka sampai ke rumah”. Perlu dipahami bahwa fungsi dasar dari transportasi “apa pun sarananya (termasuk menggunakan lebih dari satu jenis sarana = multi moda)” adalah untuk mengantarkan orang atau barang dari asal (rumah) ke tujuan serta sebaliknya.

Lebih disayangkan lagi Azas Tigor dari Forum Warga Jakarta (FAKTA) justru hanya menyampaikan dukungan dan impian-impiannya terhadap busway, meskipun pada sesi tanya-jawab “katanya terpaksa” mengungkap hal-hal teknis yang menjadi persoalan.

Mengapa tidak pengguna busway saja yang menjadi nara sumber, dengan pengalaman setiap hari naik busway ia dapat mengungkap persoalan secara valid dari pengalamannya. Atau wakil dari konsorsium sebagai operator yang dapat menjelaskan kendala-kendala mereka dalam menjalankan tugas di lapangan. Bahkan warga Jakarta yang masih menggunakan kendaraan pribadi mungkin dapat memberikan masukan yang sangat baik agar “ia dan teman-temannya” mau beralih ke busway.

Maaf jika ternyata saya juga salah evaluasi ##@@&&^^!!??

Jumat, November 14, 2008

Mengapa menggunakan kendaraan pribadi di tengah kemacetan Jakarta yang sangat parah!

Mohon Partisipasi Netters Jakarta
Dear all netters!

Saya mahasiswa yang sedang melakukan penelitian (kualitatif) tentang transportasi Jakarta!

Pertanyaan praktis penelitian saya:

"Mengapa (apa faktor/alasan) masyarakat masih menggunakan mobil (kendaraan) pribadi untuk perjalanan kerjanya (ke kantor)"

Target responden saya:

  • (A) Rekan-rekan yang masih menggunakan mobil (kendaraan) pribadi untuk perjalanan kerjanya meskipun rumah relatif terjangkau oleh busway dan kantornya berada si sekitar Kawasan Sudirman, Thamrin atau Kuningan
  • (B) Rekan yang telah berpindah dari menggunakan mobil (kendaraan) pribadi ke busway untuk perjalanan kerjanya (ke kantor sekitar Kawasan Sudirman, Thamrin atau Kuningan) (atau yang melakukan park and ride)
Bila ada teman-teman neters yang sesuai kriteria tersebut.
Saya sangat berharap teman-teman bersedia untuk diwawancara (di rumah, di kantor or else ; call/sms : 0819********).

(atau langsung memberikan jawaban (alasan-alasan) melalui comments atau email ke: muhammadsoleh@gmail.com) (mohon jelaskan pula lokasi rumah dan kantor anda)

Hasil penelitian, (yang pasti) selain untuk kelulusan kuliah saya, juga akan saya kirimkan ke Pemda DKI Jakarta.
Dan resume penelitian akan saya publikasi di blog ini.

Mudah-mudahan menjadi manfaat bagi Ibukota Jakarta.

Terimakasih atas kerjasamanya

= = = = = = =
Update Juli 2009: Resume Penelitian

Sabtu, November 01, 2008

Produktifitas Teknologi dalam Perekonomian Indonesia (4)

Bagian 4 dari 4 tulisan bersambung
1) Pertumbuhan Ekonomi; 2) Faktor Produksi; 3) Produktifitas Teknologi; 4) Analisa

4 Analisa

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa ketiga unsur yang ditampilkan memiliki kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun 1998, pasca krisis moneter yang menghantam Indonesia dan negara-negara Asia lainnya . Namun demikian dari tiga grafik diatas terlihat bahwa pola yang terbentuk pada grafik PDB menyerupai pola yang terbentuk dari produktifitas teknologi sedangkan pola pertumbuhan tenaga kerja cenderung datar. Hal ini mengindikasikan bahwa teknologi memiliki peran dalam menentukan produktifitas perekonomian Indonesia.

Meskipun terlihat ada kecenderungan meningkat setelah tahun 2000, pekembangan teknologi bergerak sangat lambat sehingga tidak cukup berarti untuk menumbuhkan ekonomi (meskipun akan lebih baik bila dapat dibandingkan terlebih dehulu dengan produktifitas teknologi negara lain sebelum menilainya). Bahkan bila dibuat trend panjang yang di mulai dari akhir tahun 1980-an hingga tahun 2005, produktifitas teknologi cenderung tumbuh semakin rendah. Fluktuasi yang terjadi pada grafik teknologi juga terlihat cukup kasar, yang mungkin mengidikasikan bahwa penguasaan teknologi dalam masyarakat tidak cukup mantap (tidak stabil).

Hal yang menarik untuk diperhatikan adalah, dari tiga komponen yang menentukan produksi di Indonesia adalah antara teknologi dan tenaga kerja, grafik teknologi dan tenaga kerja bagaikan suatu objek yang berhadapan dengan cermin, ketika salah satu mengalami prestasi yang meningkat yang lainnya justru mengalami prestasi yang menurun. Hipotesisnya adalah, mungkin penerapan teknologi baru telah meningkatkan efisiensi termasuk dalam hal kebutuhan tenaga kerja. Ketika teknologi baru datang sejumlah tenaga kerja akan terkurangi beban pekerjaannya tetapi perludiwaspadai, karena sangat mungkin tergantikan perannya oleh teknologi tersebut. Meskipun ada pula kemungkinan lain bahwa kedatangan teknologi baru itu juga dapat membuat lapangan kerja baru.

Tentunya diperlukan penyeledikan lebih lanjut tentang ketepatan hipotesis yang diungkap dalam makalah ini. Namun bila hipotesis tersebut ‘benar’, maka perlu langkah lebih lanjut agar investasi (khususnya asing) yang masuk ke Indonesia tidak sekedar meningkat, tapi juga memberi manfaat maksimal bagi masyarakat Indonesia. Yaitu meingkatkan output, membuka lapangan kerja serta menciptakan wahana untuk transfer ilmu pengetahuan dan teknologi.

Produktifitas Teknologi dalam Perekonomian Indonesia (3)

Bagian 3 dari 4 tulisan bersambung
1) Pertumbuhan Ekonomi; 2) Faktor Produksi; 3) Produktifitas Teknologi; 4) Analisa

3 Produktifitas Teknologi di Indonesia

Selanjutnya makalah ini mencoba untuk memperlihatkan perkembangan teknologi dalam perekonomian Indonesia. Sebagai sumber data, penulis menggunakan data makro ekonomi yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Dengan mempertimbangkan berbagai hal, analisa produktivitas dilihat mulai dengan menggunakan sejak tahun 1985 sampai dengan 2005.

Dalam data tersebut penulis memperoleh data yang diperlukan diantaranya PDB (Y), Investasi (I), Depresiasi (D) dengan harga konstan tahun 2000 dan jumlah Tenaga Kerja (L). Namun dalam data tersebut tidak diperoleh data Kapital (K). Untuk dapat melanjutkan analisa dilakukan perhitungan dengan trial an error memanfaatkan fungsi Cobb-Douglas dengan cara sebagai berikut :

Sebagaimana diketahui fungsi Cobb-Douglas:

Yt = At Ktα Ltβ .....(3)

Maka diperoleh fungsi Kapital:

Kt = .....(4)

Karena kapital pada tahun t adalah hasil penjumlahan dari kapital tahun sebelumnya (t-1) dengan investasi total dikurangi depresiasi (investasi netto) pada tahun t (persamaan (5)), maka selisih kapital tahun t dengan kapital tahun t-1 sama dengan nilai investasi neto (persamaan (6)).

Kt = Kt-1 + It - Dt .....(5)

Kt2 - Kt1 = It2 - Dt2 .....(6)

Selanjutnya dari persamaan (6) dan persamaan (4) dapat sehingga menghasilkan persamaan lain (persamaan (7)) dengan cara dioperasikan sebagai berikut:

- = It2 − Dt2

= − ( It2 − Dt2)

=

= .....(7)

Percobaan trial an error dilakukan dengan mencoba-coba memasukan nilai produktifitas teknologi tahun 2005 sebagai At2 pada spreadsheet (tabel) hingga memperoleh selisih kapital tahun 2005 dengan 2004 sama dengan nilai investasi netto tahun 2005 (Kt2 - Kt1 = It2 - Dt2 ) menggunakan program komputer (Excel) yang telah dimasukan formulanya. Dengan percobaan tersebut, diperoleh nilai nilai produktifitas teknologi tahun 2005 yang paling mendekati adalah 303.997,15 0083055.

Hasil dari perhitungan tersebut secara grafis dapat dilihat sebagai berikut :









Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...