Senin, Mei 21, 2007

Terjebak di Halte Busway Ancol

Gue bukan orang kaya, yg biasa pake mobil pribadi. Keseharian gw ber transportasi menggunakan sepeda motor, dan sesekali naik kendaraan umum. Berikut ini cerita yang mungkin yah lumayan malu-maluin buat pribadi tapi rasanya perlu diceritain untuk warga Jakarta.

Suatu hari gw dapet tugas dari Bos gw untuk menghadiri rapat yang diselenggarakan di Cordova Tower, Ancol. Kebetulan hari hujan, namun gw harus berangkat karena waktunya memang gak bisa ditawarlagi. So.. gw pilih lah naik kendaraan umum, "Busway" karena gw pikir bakal murah, cepat dan setahu gw ada haltenya di Ancol (Karena ada jurusan Kp. Melayu - Ancol), dari sana baru naik taksi.

Tibalah gw di halte terakhir Ancol. Rasa terkejut ketika mengetahui ternyata halte tersebut "eksklusif" untuk mereka yang mau masuk ke Ancol, sedang gw kan harus nyabung lagi. Gw terjebak di dalam sana, untuk keluar dari area tersebut gw harus berjalan kaki pada lajur Busway (karena memang tidak ada kendaraan umum, atau pun jalur pejalan kaki untuk kearah keluar) sekitar sejauh 300 m.

Mungkin ini perlu menjadi perhatian Pemda DKI dan Pengelola Busway, bahwa konsep transportasi umum mestinya "tidak ada jaringan yang terputus", keaman dan kenyamanan juga harus menjadi faktor utama. Gw (orang) terpaksa berjalan pada lajur Busway bukan karena keinginan.

Gak semua orang yang ke Ancol berarti ingin masuk "Ancol Jakarta Bay City", untuk itu mohon diperhatikan ke-ter-integrasi-an halte Busway Ancol (dan halte Busway lainnya) dengan sistim transportasi yang ada disekitarnya, termasuk juga fasilitas pejalan kakinya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...