Saya sekedar ingin berbagi pengalaman, masa Pemilihan Gubernur Kepala Daerah Provinsi DKI Jakarta 2012-2017 yang baru lalu lalu, ternyata telah memperkaya perbendaharaan kosa kata bahasa Indonesia yang saya ketahui saat ini.
Dalam beberapa artikel yang saya baca terkait dengan Pilkada DKI beberapa kali saya menemukan kata yang tidak saya mengerti yaitu "petahana". Entah mengapa saat itu saya tidak langsung mencari tahu, meskipun saya benar-benar tidak tahu artinya dan tidak terpikir untuk mencari tahu.
Memang sempat terlintas saat saya membaca "petahana" hanya sebuah "ini apa artinya ya?" namun serta-merta terpikir ah... mungkin salah ketik. Meskipun sempat berusaha mencari kata yang hampir mirip bunyinya (dengan petahana) namun tak pernah menemukan kata yang cocok untuk digabungkan dalam kalimat yang diikutinya.
Lalu apa sih arti "petahana"? Setelah sempat melintas di wikipedia, secara tidak sengaja saya menemukan arti kata "petahana" yang dijelasan sebagai berikut:
Petahana (bahasa Inggris: incumbent), dalam politik, adalah pemegang suatu jabatan politik yang sedang menjabat. Istilah ini biasanya digunakan dalam kaitannya dengan pemilihan umum, dimana sering terjadi persaingan antara kandidat petahana dan nonpetahana. Sebagai contoh, pada Pemilu Presiden Indonesia 2009, Susilo Bambang Yudhoyono adalah petahana, karena ialah presiden yang sedang menjabat pada saat pemilihan umum untuk memilih presiden berikutnya dilaksanakan. Dalam persaingan kursi-terbuka (dimana petahana tidak mencalonkan diri), istilah "petahana" terkadang digunakan untuk merujuk kepada kandidat dari partai yang sedang memegang jabatan.Ya... ternyata walaupun telah 32 tahun terlahir sebagai warga negara Indonesia ternyata masih ada saja kosa kata dalam bahasa Indonesia yang belum saya ketahui.
Mungkin "petahana" adalah sebuah kata yang tidak terlalu penting karena akan jarang digunakan dalam dialog pergaulan sehari-hari. Atau bisa jadi ada yang menganggap "masa sih begitu aja ga tau?".
Namun ketidak mengertian saya terhadap kata tersebut mengingatkan saya bahwa diri ini harus terus belajar dan belajar.
Bila yang menjadi contoh kasus dalam hal ini adalah pengetahuan dalam bahasa. Namun semangat untuk belajar untuk menambah pengetahuan perlu dilakukan dalam bebagai macam hal dan secara terus menerus, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
اطلبوا العلم من المهد إلى اللحد = ”Uthlubul ilma min al-mahdi ilâ al-lahdi”
Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai ke liang kubur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar