Sabtu, Januari 14, 2012

Simsalabim! BBM Bersubsidi Dilarang?

(kaskus.us)
Lagi-lagi masalah BBM dan subsidinya menjadi "hot news" di masyarakat. Adapun rencana kebijakan yang akan dibuat menurut saya seperti sikap kekanak-kanakan.

Mengapa saya katakan demikian?

Bila kita menyimak informasi yang beredar (mudah-mudahan saya tidak salah menangkapnya), solusi yang akan dijalankan oleh pemeritah atas permasalahan BBM bersubsidi adalah "melarang" penggunaan bbm bersubsidi (wacana penerapan mulai bulan April 2012).
Pemikiran yang terlalu sederhana (dalam menyelesaikan masalah sosial) menggambarkan bahwa sebuah "masalah A" dapat diselesaikan dengan cara "dilarang membuat masalah A". Menurut saya cara tersebut menjadi sebuah "mission imposible", terlebih untuk dapat dilaksanaka secara singkat.
Yang perlu diingat di sini adalah masalah BBM bukan permasalahan yang berdiri sendiri, melainkan sangat banyak hal-hal yang terkait, diantaranya :
  • sebagai hajat hidup masyarakat: karena pengguna kendaraan mayoritas masih menggunakan BBM bersubsidi (premium), tentu akan potensial menumbuhkan resistensi;
  • ketersediaan: secara logika ketersediaan bbm non subsidi (pertamax dan pertamax plus) "saat ini" jauh di bawah ketersediaan  BBM bersubsidi (premium), menumbuhkan pertanyaan apakah (bila masyarakat dilarang membeli premium) supply pertamax akan mencukupi? ; dan
  • teknologi alternatif: untuk beralih ke BBG "setiap kendaraan" perlu penambahan alat konversi, dengan demikian dari mana, oleh siapa, berapa banyak dan berapa lama memasang alat konversi tersebut harus menjadi "sebuah pertanyaan besar" yang semestinya sudah teridentifikasi menjelang penerapan kebijakan baru.
Tanpa bermaksud untuk menentang "pembatasan" atau bahkan "penghapusan" subsidi BBM, dengan ketiga poin di atas saya melihat rencana kebijakan yang akan diterapkan dalam waktu tidak rasional untuk dilaksanakan.

Hal yang lebih memungkinkan adalah mengurangi subsidi dengan menaikan harga BBM bersubsidi. Dan jika sasaran akhirnya tidak ada lagi BBM bersubsidi, maka subsidi dapat terus dikurangi subsidinya secara bertahap.
Ingat permasalahan intinya sebenarnya adalah kenginan pembatasan/penghapusan subsidi bukan menghapuskan BBM jenis tertentu bukan?
Sembil proses pengurangan subsidi tersebut berjalan, tentunya jangan melupakan "PR" yang perlu dilakukan seperti peningkatan kapasitas dan layanan angkutan umum, menata regulasi kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi, serta mendorong penggunaan teknologi energi alternatif (BBG dan Listrik/Baterai).

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...