Fly Over sejatinya adalah bagian dari prasarana transportasi. Bidang jalan yang dibuat tidak sebidang ini merupakan suatu cara untuk mengurangi konflik arus lalu lintas pada persimpangan, sehingga perjalanan dapat lebih cepat dan lancar. Akan tetapi ternyata masyarakat tidak hanya memanfaatkan fly over sebagaimana fungsi yang seharusnya. Atau bahkan fungsi sejatinya justru 'terkorupsi' oleh bentuk pemanfaatan lain oleh masyarakat.
|
(www.tnol.co.id) |
Setidaknya bentuk pemanfaatan lain ini terjadi di Fly Over Kalibata dan Fly Over Pasar Rebo. Kedua fly over tersebut sering kali dijadikan tempat pacaran pada pasangan muda-mudi Jakarta. Hampir setiap sore kedua fly over ini selalu ramai dikunjungi oleh pasangan muda-mudi terutama pengendara motor yang asyik memadu kasih. Bahkan pada malam Minggu, jembatan ini akan semakin ramai dipenuhi pasangan muda-mudi yang berpacaran.
|
(jawarajuragan.blogspot.com) |
Banyak hal yang jadi mungkin penyebabnya. Suguhan panorama unik dan hembusan angin di atas fly over yang dapat dimikmati secara gratis, sepertinya menjadi daya tarik simpang susun menjadi tempat 'rekreasi' pasangan kekasih. Di Fly Over Pasar Rebo bahkan lebih lengkap dengan gerobak-gerobak penjaja makanan, buah dan minuman yang mangkal di tepi. Semakin malam tempat ini sepertinya semakin nyaman, suasana gemerlap, dengan kendaraan yang semakin lengang.
Ketika berdua - duaan, rasa malu mereka pun seperti lenyap. Mereka pun terlihat begitu 'nyaman' bebas bermesraan karena orang-orang “cuek” dengan urusan masing. Mulanya berdempetan, berpegang tangan hingga akhirnya saling meraba dan ber-kissing ria di atas sepeda motornya. Semua terjadi di alam terbuka.
Tentu hal ini tidak dapat dibenarkan, aparat berwenang tentu harus melakukan tindakan. Fly over tidak sepantasnya dijadikan tempat “nongkrong”, terlebih untuk hal yang dapat mengarah kepada aktivitas asusila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar