Hidup bagaikan buku, kumpulan lembaran kertas yang ditutup dengan sampul.
Sampul depan adalah saat kita lahir dan sampul belakang adalah saat kita meninggal.
Ada buku tebal, ada buku tipis.
Ini sesuai dengan usia yang diberikanNya.
Tiap-tiap lembarnya adalah hari-hari dalam hidup kita.
Seburuk-buruk apapun coretan-coretan di halaman sebelumnya, akan selalu tersedia halaman selanjutnya yang putih bersih.
Lembaran-lembaran yang siap untuk ditulisi atau dicoreti sampai kita menemui sampul belakang.
Begitu pun hidup kita.
Seburuk hari apapun hari kemarin,
Tuhan selalu menyediakan hari-hari yang baru buat kita.
Hari-hari yang baru hingga tutup usia kita.
Tebalnya buku, bukan jaminan nilai yang baik.
Isi dari tulisanlah yang menentukan kualitas buku tersebut.
Itulah kesempatan untuk kita agar bisa melakukan sesuatu yang benar dan meninggalkan kesalahan.
Yakinlah bahwa, buku itu akan terus dibuka,
ditulis atau dicoreti habis sampai menemui sampul penutupnya.
Bila demikian, maka buku itu akan dikumpulkan untuk dinilai atau dievaluasi.
Jangan sampai ketika buku kita kumpulkan, tidak ada catatan yang baik kita torehkan.
(sumber) diadopsidari: www.enerlife.web.id
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (ar-Ra'd:11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar