Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) DKI Jakarta, Sarwo Handayani, sebagaimana dilansir oleh BeritaJakarta.com (4-11-2010) mengatakan, setelah mengevaluasi dan melakukan kajian ulang terhadap rencana pembangunan untuk penambahan koridor busway, maka Pemprov DKI berencana akan membangun koridor busway hingga koridor XII saja. “Dari hasil evaluasi, kita melihat kemampuan kita, salah satunya kemampuan anggaran daerah. Sehingga kita putuskan kita bangun 12 koridor busway saja, dari rencananya 15 koridor busway,” ujar Sarwo Handayani di Balaikota, Kamis (4/11).
Ia mengungkapkan, di tahun anggaran 2011, penambahan koridor busway hanya dilakukan untuk koridor XI dengan rute Kampung Melayu-Pulogebang. Sedangkan, di tahun 2012, Pemprov akan membangun Koridor XII dengan rute Tanjungpriok-Pluit. Sementara di tahun ini, direncanakan dua koridor busway yaitu Koridor IX (Pinangranti-pluit) dan Koridor X (Cililitan-Tanjungpriok) akan dioperasikan pada Desember 2010.
Alasan hanya akan dioperasikan hingga Koridor XII saja, kata Yani sapaan akrabnya, Pemprov DKI akan lebih fokus pada peningkatan pelayanan, pelaksanaan standar pelayanan minimal (SPM) busway serta penataan dan perbaikan fasilitas dan sarana prasarana busway. Peningkatan SPM busway antara lain dengan melakukan penambahan armada, sterilisasi jalur busway, perbaikan halte, perbaikan jalur busway dan perbaikan jembatan penyeberangan hingga penyediaan feeder. Ditargetkan, peningkatan SPM akan berlangsung selama dua tahun ke depan, sehingga tahun 2012 mendatang akan ada penambahan hingga koridor XII. “Kita akan perbaiki dan tingkatkan pelayanan bus Transjakarta dengan tuntas sebanyak 12 koridor. Buat apa banyak koridor tapi tidak maksimal pelayanannya. Lebih baik 12 koridor tapi tetap maksimal pelayanannya,” katanya.
Alasan lainnya, setelah dievaluasi, ternyata kemampuan anggaran Pemprov DKI untuk melanjutkan tiga koridor lainnya tidak memadai. Sebab, setelah di kaji ulang, ternyata jalur busway yang harus dibangun di 3 koridor itu tidak dapat dibangun tanpa membuat jalan layang. “Misalnya seperti koridor yang akan melalui kawasan Pasarminggu, tidak mungkin tanpa jalan layang, karena jalur jalannya sempit. Kita bisa dimaki-maki oleh semua warga,” ucapnya.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo menegaskan, tiga koridor lainnya yang direncanakan itu mengalami kesulitan dalam pembebasan lahan. Sehingga kalau tetap ingin direalisasikan harus memakai jalan layang untuk busway. “Dari kemampuan anggaran 2011, dananya tidak mencukupi. Tapi kita lihat kemampuan keuangan kita pada tahun 2012,” kata Fauzi.
Sebelumnya dalam Pola Trasnportasi Makro, Jakarta direncanakan untuk memiliki 15 koridor busway, 2 line monorel, serta jaringan MRTdan KRL yang teritegrasi pada tahun 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar