Dengan dalih kebututuhan komunikasi, atau hanya sekedar bergaya, teknologi tersebut dihadirkan dalam genggaman. Bagaikan suatu jejaringan tanpa batas, teknologi internet dan selular menghubungkan setiap penggunanya. Sehingga kini mulai terjadi pergeseran, komunikasi semakin didominasi oleh "ketrampilan tangan" dalam menekan tombol-tombol.
Dari Jakarta kita bisa bertegur sapa dengan kerabat di Bandung, atau bahkan di Eropa, selama kerabat tersebut juga terhubung dengan sistem teknologi yang kita gunakan kapan pun. Berawal dari teknologi SMS, kini dengan Facebook, Tweeter serta layanan sejenis lainnya memungkinkan itu semua terjadi secara mudah. Bagi mereka yang berkemampuan BlackBerry membuatnya semakin mudah. Inilah yang secara logika kemudian diartikan sebagai komunikasi tanpa batas. Karena komunikasi dapat dilakukan tanpa mengenal jarak dengan proses realtime.
Namun sering kali tanpa sadar kita semakin jauh dengan "dunia nyata". Ketika dalam satu hari kita merasa telah "berkomunikasi" dengan begitu banyak kerabat kita yang tersebar diseluruh penjuru hanya dengan melalui layar datar selebar kurang dari 4 inci, kita "lupa" dengan dengan tetangga di sebelah rumah kita, dengan rekan kerja di kantor, bahkan rekan kerja dalam satu ruangan.Kini bukan pemandangan yang aneh jika kita melihat kumpulan orang "bisu". Di tempat yang sama mereka tidak berbicara melainkan semua mata tertuju pada ponsel digenggamannya masing-masing.
Komunikasi dengan orang yang nyata-nyata dekat justru semakin lemah, terlupakan dan dilupakan.
Inspirasi: wandi.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar