Walaupun mungkin saat ini bukan masa-masa pemilu, mudah-mudahan tidak ada salahnya menulis sebuah artikel terkait dengan politik. Tulisan ini bukan berarti saya mau terjun ke dunia politik, namun untuk menumbuhkan kepedulian kita.
thepolitic.org |
Mungkin tak salah memang sikap tersebut anda ambil karena melihat begitu banyak perilaku para politisi saat ini yang hanya berusaha mengambil keuntungan pribadi dari kekuatan politik yang ia miliki. Belum lagi penderitaan yang terjadi terhadap masyarkat akibat kebijakan yang mereka putuskan, maka lengkaplah "kebusukan politik" itu dalam penilaian kita.
Namun mungkinkah kita bisa hidup tenang di Indonesia jika rakyatnya membenci politik, dan tidak mau peduli dengan politik? Seperti yang disampaikan oleh Pandji Pragiwaksono dalam bukunya yang berjudul Berani Mengubah, banyak hal dalam kehidupan kita yang terjadi akibat keputusan politik.
Seperti halnya dalam skala nasional tentang penetapan harga BBM (saya tidak menyatakan mendukung atau menolak subsidi BBM ya...!). Atau dalam skala kota, Provinsi DKI Jakarta khususnya, keputusan untuk mengoperasikan Busway TransJakarta, pembatasan kendaraan pribadi, termasuk juga dalam hal menertibkan PKL, itu semua dilakukan atas kebijakan pemerintah, dimana harus kita sadari bahwa cikal-bakal sebelumnya adalah keputusan politik.
Begitu terasanya dampak dari keputusan politik terhadap kehidupan kita, lalu haruskah kita lari dari politik? Tidak justru sebaliknya seharusnya kita harus peduli dengan politik.
Peduli politik tak harus mengajukan diri menjadi Presiden, Kepala Daerah, ataupun angota DPR/MPR. Kalau memang anda miliki kompetensinya dan bisa mendapatkan "peran-peran" tersebut memang lebih baik, karena Indonesia memang butuh orang yang baik, memiliki kompetensi sesuai, serta peduli terhadap kesejahteraan rakyat untuk duduk di "kursi-kursi" tersebut .
Namun setidaknya kita peduli dengan politik, pelajari siapa yang yang akan kita pilih untuk mewaili kita untuk duduk di "kursi-kursi" tersebut yang nantinya akan menentukan nasib kita (rakyat) di masa mendatang. Siapa dia, bagaimana kompetensi dan kepribadiannya?
Karena politik sesungguhnya tidak berhenti ketika kekuasaan itu didapat, namun akan berlanjut dengan untuk apa dan bagaimana kekuasaan tersebut digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar