Di saat semakin menipisnya cadangan minyak bumi di Indonesia sekarang ini , penggunaan kendaraan pribadi pada dasarnya bertentangan dengan upaya konservasi energi. Secara logika dapat dibayangkan, penggunaan kendaraan umum seperti bus kota yang mengangkut lebih dari 40 orang dalam satu perjalannya akan memanfaatkan energi yang lebih efisien bila dibandingkan setiap orang menggunakan kendaraannya sendiri untuk berperjalanan. Kondisi ini akan semakin diperparah dengan timbulnya kemacetan karena tidak mampunya kapasitas jalan menampung banyaknya kendaraan, tidak sedikit energi yang terbuang percuma akibat kemacetan yang terjadi di Jakarta.
Seperti telah digambarkan sebelumnya, tingginya pengunaan kendaraan bermotor, tentu berdampak langsung terhadap tingginya konsumsi energi untuk transportasi saat ini yang masih mengandalkan Bahan bakar Minyak (BBM) dari fosil. Kondisi ini perlu mendapat perhatian mengingat cadangan minyak bumi dunia termasuk Indonesia yang kian hari terus menipis. Disampaikan Presiden SBY (pada tahun 2005) bahwa minyak bumi Indonesia akan habis sekitar 18 tahun ke depan, gas 60 tahun, dan batubara 150 tahun ke depan (detik.com, 28 September 2005). Sebagai langkah antisipasi maka upaya upaya kebijakan yang terkait dengan transportasi dalam rangka konservasi dan diversifikasi energi ini perlu dilakukan.