Rabu, 24 September 2008 saya melihat tayangan infotainment (espresso) yang menampilkan kekesalan seorang artis (Baim Wong) kepada seorang wartawan yang ingin mewawancarainya. Yang menarik perhatian adalah ungkapan yang (pada intinya) menyebutkan bahwa si artis lupa atas jasa wartawan (dan media) yang telah membuatnya terkenal. Pada beberapa hari sebelumnya, berita tentang sakitnya Gugun Gondrong, saya juga menyimak ungkapan lain yang menyebutkan bahwa keluarga Gugun Gondrong kurang kooperatif dengan wartawan dan media telah berjasa dalam mengumpulkan sumbangan untuk biaya pengobatan sejumlah 2 milyar rupiah.
Dalam hal ini saya tidak bermaksud menilai siapa yang benar atau yang salah dalam dua kasus tersebut.
Artis memang mendapat manfaat dari keberadaan wartawan dan media, namun bukan berarti wartawan dan media sudah cukup pantas disebut sebagai pahlawah bagi si Artis. Saya pikir wartawan dan media juga mendapat manfaat dari Artis sebagai sumber berita.
Dalam kasus seorang artis bisa terkenal tentu hal tersebut tentu tidak terlepas dari talentanya, tanpa melupakan dukungan pihak lain yang bukan hanya wartawan saja. Bagi Gugun Gondrong, dapat diyakini bahwa ia sudah memiliki banyak sahabat yang siap menolong yang terjalin tidak hanya karena ketenarannya atas pemberitaan dari media. Wartawan memang telah membantu menyebarkan informasi melalu media, namun tidak selayaknya wartawan menyebutkan dirinya sebagai pahlawan yang paling berjasa.
Perlu disadari bahwa kita memiliki peran masing masing dalam kehidupan ini. Tidak ada aktor tunggal dalam dalm setiap kejadian. Alangkah baiknya bila kita menjalankan peran masing masing tanpa kesombongan diri.