Anda mau beli Batik? Awas jangan asal beli! Kini banyak ditemukan batik produksi China dengan motif yang mirip dengan batik lokal (Indonesia). Seperti dilansir detik.com (02-08-2011) di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, batik asal China ini ditawarkan harga yang murah karena mengandalkan jenis batik print yang mampu dibuat massal.
Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, motif batik buatan China bukan asli kreasi perajin Negeri Tirai Bambu itu. Namun motif-motif itu datang dari perajin Indonesia yang ada di China. Rencananya batik-batik asal China seperti yang ada di Tanah Abang akan ditertibkan.
Tentu sebagai warga yang mencintai warisan budaya kita sepakat, produk batik Indonesia yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia ini harus dilindungi.
Untuk membedakan produk batik lokal dengan impor, Kementerian Perindustrian berinovasi melalui BATIK MARK. BATIK MARK adalah label produk 'batik Indonesia' sebagai jaminan kualitas batik.
Batik Mark Indonesia merupakan tanda label yang diberikan Balai Batik Indonesia setelah pengusaha batik mengirimkan uji sampel kain batiknya. Selanjutnya, sampel kain batik itu diteliti melalui proses pengujian di laboratorium uji dan lolos tes Standar Nasional Indonesia (SNI).
Label tersebut dapat disertakan pada batik tulis, batik tulis cap, dan batik cap.
Batik Mark “batik INDONESIA” ternyata telah terdaftar sebagai hak cipta nomor 034100 dengan tanggal pendaftaran 05 Juni 2007.
Pemerintah tentu tidak boleh tinggal diam dengan kehadiran produk impor yang "menjiplak" budaya Indonesia ini, dan kita sebagai warga seharus dapat mengedepankan nasionalisme menyikapi persoalan ini.
Kalau Bukan Kita Yang Melindungi Budaya Indonesia, Siapa Lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar