Dalam kerusuhan pada Senin, 8 Agustus malam waktu setempat, aksi penjarahan dan pembakaran terjadi di sejumlah titik. Para saksi mata mengaku melihat beberapa kasus pencurian mobil oleh sekelompok penjarah.
Dalih Perusuh
"Kami tak punya pekerjaan, tak punya uang. Kami dengar orang-orang lain mendapatkan barang-barang dengan gampang, jadi kenapa kami tidak?" cetus E.Nan, seorang pemuda di Hackney, kawasan multietnis di sebelah timur London.
Seorang profesor Inggris meyakini bahwa kerusuhan itu adalah soal kaum berpunya dan kaum papa. "Ini murni bukan soal ras, keyakinan dan kelas," kata Profesor Mike Hardy, Executive Director lembaga Institute of Community Cohesion.
"Salah satu pemicu paling kuat adalah tentang kaum berpunya dan tidak. Ini tentang mereka yang terkesampingkan," tuturnya seperti diberitakan Reuters, Selasa (detik.com 9/8/2011).
Pemicu Kerusuhan
Mark Duggan mungkin bukan siapa-siapa di tengah masyarakat kota London. Pria yang akrab disapa 'Starrish Mark' ini memiliki tunangan bernama Semone Wilson, namun Mark sudah memiliki empat orang anak.
Namun, Kamis 4 Agustus 2011 menjadi hari yang naas untuk semua pihak, baik polisi maupun warga. Saat itu polisi sedang menggelar apa yang mereka sebut sebagai Operasi Trident. Ini adalah operasi untuk menekan penggunaan senjata api untuk kriminal pada masyarakat kulit hitam di London.
Seperti diberitakan Sky News edisi 4 Agustus, tepatnya di jalan Ferry Lane, Tottenham, pada petang hari, polisi menghentikan sebuah mobil untuk memeriksa pengemudinya. Mark berada di dalam mobil itu.
Belum ada yang menjelaskan bagaimana proses pemeriksaan itu berlangsung. Namun kemudian diketahui Mark membawa pistol dan dor! Baku tembak terjadi pukul 18.15 waktu setempat. Peluru dari Mark hanya mengenai radio komunikasi milik polisi, namun tidak demikian dengan Mark. Dia meregang nyawa karena peluru polisi menembus tubuhnya.
Siapakah yang menembak duluan? Semua pihak punya versi masing-masing. Namun yang jelas, pihak keluarga menyalahkan polisi.
"Ada yang salah dan mereka mencoba menutupinya. Kalau Mark pegang senjata, kenapa tidak ditembak tangannya saja? Saya coba bertanya, polisi diam saja. Polisi juga tidak memberi tahu orangtuanya," kata Semone Wilson kepada The Sun, Selasa (9/8/2011).
Semone membela Mark. Menurut dia, pacarnya selama 13 tahun itu membawa senjata hanya untuk jaga-jaga saja, karena sepupunya ditikam hingga tewas di sebuah klub malam pada Maret 2011.
Awal Kerusuhan
Tewasnya Mark lantas memicu kemarahan warga kulit hitam lainnya di Tottenham. 300-an Orang turun ke jalan dalam aksi damai memprotes kematian Mark Duggan pada Sabtu (6/8) malam.
Suasana damai berubah rusuh ketika sekitar 300 hingga 500 orang berkumpul di sekitar kantor polisi Tottenham. Beberapa demonstran kemudian membuat bom molotov dan melemparkan ke barisan polisi. Yang lainnya melawan polisi dengan tongkat bisbol dan balok serta mencoba menyerbu kantor polisi.
Aksi berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan. Kerusuhan satu berujung pada kerusuhan lain.
sumber: detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar