Sabtu, Juni 11, 2011

Macet? Take Off Saja Dengan Motor Terbang

gizmag
Macet yang banyak terjadi di kota-kota besar seperti di Jakarta memang menyebalkan! Di tengan antrian kendaraan panjang membuat yang kita tak berkutik, mungkin terlintas sebuah khayal seandainya kita bisa terbang meluncur bebas melewati antrian tersebut. Wow....! Tentu rasa PUAS yang teramat!

Sepertinya khayal itu tak lama lagi bisa menjadi nyata. Dilansir oleh detikOto.com, seorang warga Australia, Chris Malloy yang telah berhasil membangun Hoverbike, motor terbang yang dapat mengangkut satu pengendara dengan rangka yang dibuat dari serat karbon diperkuat dengan bahan kevlar ringan namun kuat.

gizmag
Motor terbang yang dengan mesin 4 stroke berkapasitas 1.170 cc, memiliki dua baling-baling sebagai pengganti roda ini mampu menyalurkan tenaga hingga 80 kW dan terbang hingga ketinggian 10.000 kaki. Malloy mengklaim Hoverbike yang dibangun selama dua tahun diakhir pekan ketika libur bekerja ini sanggup melesat hingga kecepatan 150 knot atau sekitar 278 km perjam seperti dilansir hover-bike.

Hoverbike dibangun dengan mengikuti prinsip yang dipakai helikopter Chinook dengan rotor tandem. Kedua rotor baling-baling berputar dengan arah yang saling berlawanan untuk melenyapkan efek torsi dari kedua rotor.

Sementara untuk pengendalianya, Hoverbike pun tampil layaknya motor pada umumnya. Setiap pengendalian dapat dilakukan dengan stang kendaraan mau maju atau mundur. Grip sebelah kanan bertugas untuk meningkatkan daya dorong, sementara grip kiri mengontrol sudut kontrol motor untuk gerak maju, naik atau mundur. Dan untuk keamanannya, ada dua parasut di motor tersebut untuk berjaga-jaga andai baling-baling motor itu mengalami kerusakan ketika diudara.

gizmag
Dengan dimensi 3x1,3x0,55 m (PxLxT) dan berat 105 kg, Malloy mengklaim motor terbangnya mampu terbang hingga 148 km dengan 30 liter bensin ditangki utama. Bila menggunakan bensin di tangki tambahan, maka motor akan dapat menjelajah jarak yang lebih jauh lagi.

Malloy berharap dirinya mampu memproduksi secara terbatas di tahun pertama, dan pada dua tahun mendatang produksi massal motor terbang ini minimal 100 unit pertahun dengan harga sekitar US$ 40 ribu atau sekitar Rp 340,7 jutaan. Bila harga bisa diturunkan lagi, Malloy malah yakin akan ada 1.000 unit Hoverbike yang terjual pertahunnya.

Menurut Malloy, motor ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari usaha pencarian dan penyelamatan bila terjadi bencana atau kecelakaan, survei udara, syuting film, inspeksi saluran listrik dan militer atau layanan darurat.

Meski Malloy mengatakan Hoverbike bisa digolongkan sebagai kendaraan ultralite, yang berarti bahwa tidak akan memerlukan lisensi (Surat Izin Mengemudi / SIM) pilot untuk menerbangkannya. Bila Hoverbike benar benar dijual kepada masyarakat tentu regulasi tetap menjadi suatu hal yang penting untuk Hoverbike, bayangkan saja bila sebuah kota sudah beredar lebih dari 1000 unit di udara pastinya permasalahan yang ada lebih dari sekedar SIM pengendaranya.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...