Selasa, Maret 26, 2013

Gadget, Menjauhkan Yang Dekat?


Kita harus menyadari bahwa teknologi seharusnya hanyalah alat bantu. Ketergantungan berlebih terhadap teknologi layaknya kecanduan yang merusak sifat alami manusia sebagai makhluk sosial.
Sebuah studi di Inggris melakukan survei untuk mengetahui penggunaan alat-alat elektronik saat ini. Sekitar 22 juta orang atau sekitar 45 persen mengakui mereka menggunakan ponsel untuk menelepon, mengirim SMS, menggunakan sosial media dan email lebih sering daripada harus pergi ke ruang sebelah untuk mengobrol dengan anggota keluarga lainnya.

abaysyatha.blogspot.com
Seperlimanya atau sekitar 22 persen lebih memilih untuk berbicara lewat telepon atau sosial media seperti Facebook dan Twitter daripada harus berbicara langsung.

Riset bertajuk The Halifax Insurance Digital Home Index itu menemukan bahwa tiga perempatnya atau sekitar 73 persen warga Inggris merasa kesulitan jika mereka harus mengalami hari tanpa "gadget", seperti ponsel, laptop, ataupun pemutar musik.

Sepeda Baru

Setelah beberapa kali diajak untuk bersepeda bersama di hari Minggu, akhirnya gue memutuskan untuk membeli sepeda.

Gue mencoba untuk datang ke sebuah mall di kawasan Senayan yang di dalamnya terdapat banyak toko sepeda, namun karena saya memang gak ngerti, pertama kali tiba di sana cuma bisa bengong-bengong aja, memperhatikan sepeda-sepeda yang dipajang di toko sambil dalam hati berucap "Wow.....!!!"

Senin, Maret 18, 2013

Singapura Berencana Melarang Penjualan Rokok


Pemerintah Singapura baru-baru ini berencana melakukan larangan penjualan rokok di negaranya. Sebagaimana dilansir oleh Kompas, (17-03-2013), 
Pemerintah Singapura mengumumkan rencana terbaru untuk melarang penjualan rokok secara terbuka. Hal ini dilakukan menyusul semakin meningkatnya jumlah perokok muda. Menteri Kesehatan Gan Kim Yong menyatakan, pemerintah akan melakukan konsultasi terbuka dengan publik sebelum mengambil keputusan. Jika disetujui, konsumen yang ingin membeli harus bertanya untuk memperoleh rokok yang diinginkannya.
Asiaone melaporkan, data terbaru menunjukkan, jumlah perokok muda (18-29 tahun) meningkat sekitar empat persen dari 12,3 persen menjadi 16,3 persen dalam kurun waktu enam tahun terakhir. Kenaikan ini lebih pesat dari kenaikan populasi Singapura.
Riset yang dilakukan sepanjang tahun lalu oleh Health Promotion Board terhadap 1.300 orang berumur antara 18 dan 69 tahun menemukan bahwa setengah dari perokok muda memutuskan membeli rokok setelah melihatnya dipajang di toko. Satu dari lima orang yang bukan perokok merasa penasaran ketika melihat rokok yang dijual dan memutuskan untuk mencobanya.
Sementara itu, rencana lebih radikal disampaikan anggota parlemen dari konstituensi Sengkang West, Dr Lam Pin Min. Ia mengusulkan agar merokok dilarang untuk generasi muda.
"Kita harus melakukan sesuatu yang lebih keras untuk menghentikan kebiasaan berbahaya ini," ujarnya.
Salah seorang mantan perokok, Delvin Dane Valentine, menyambut baik ide ini. "Menyingkirkan rokok dari pajangan toko secara tidak langsung bisa menolong perokok untuk menyingkirkan pikiran merokok dari otak mereka," katanya.
Saat ini, Singapura telah berusaha untuk mengurangi jumlah perokok dengan mematok harga yang relatif mahal (sekitar Rp 80.000 per bungkus). Selain itu, di kotak rokok juga dipasang gambar-gambar tentang konsekuensi dan efek yang akan timbul dari kebiasaan merokok.
Di Indonesia penjualan rokok terjadi sangat bebas, kententuan tentang penjualan kepada orang yang berusia di atas 18 tahun ke atas, tidak berjalan efektif, bahkan anak berseragam putih merah (SD) tidak memiliki kesulitan untuk membeli rokok. Dan tak jarang pula dari anak-anak usia belasan tahun terlihat tidak takut untuk membakar dan menghisap asap rokok di tempat umum.

Perlukah Indonesia mengimplementasikan rencana yang sama dengan Singapura?


Minggu, Maret 17, 2013

Kisah Tukang Kayu

Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan kontruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut kepada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.

Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada si tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk miliknya.

Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia Cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.

Jumat, Maret 08, 2013

Nenek Pencuri Singkong

Cerita berikut ini entah hoax atau nyata, namun setidaknya apa yang tersirat dapat kita ambil hikmahnya untuk dijadikan pelajaran bagi pembaca


Seorang hakim (M******) tercenung, duduk lesu mendengar tuntutan jaksa penuntut umum yang sedang menuntut seorang nenek tua. Dalam tuntutannya jaksa menngatakan bahwa nenek itu telah mencuri singkong dari pekarangan milik PT. A******  Perlu diketahui nenek tersebut dalam pembelaannya (tanpa pengacara) mengatakan bahwa hidupnya sangat miskin, anak laki-lakinya sakit dan cucunya sedang merasa lapar.
Namun, manajer PT. A****** tetap pada pendiriannya untuk menuntut sang nenek tua tersebut dengan alasan agar hal tersebut menjadi contoh bagi warga sekitarnya.
Walhasil, hakim saat itu, M******  harus memberikan keputusan dengan berat hati dan menghela nafas panjang sambil memandang nenek tua hakim berkata, “saya tidak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda harus dihukum. saya mendenda anda 1 juta rupiah dan jika anda tidak mampu bayar maka anda harus masuk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa Penuntut Umum”
Nenek itupun duduk lesu, tubuhnya yang sudah bungkuk semakin membuat badannya tertekuk sedih, hatinya remuk dan harus menerima keputusan hakim tanpa penolakan sedikitpun, air mata menetes. 
Pada saat yang sama Hakim M****** mencopot topi toganya dan mengeluarkan dompet serta uang sebesar 1 juta rupiah yang kemudain di taruh di dalam topi toganya itu. Dan beliau berkata kepada para hadirin yang hadir dalam persidangan tersebut, “Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kepada tiap orang yang hadir diruang sidang ini sebesar 50 ribu rupiah, sebab menetap di kota ini, yang membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya, saudara panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi toga saya ini lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa”
Hakim M****** mengetuk palu dan pergi meninggalkan ruang sidang, hingga akhirnya nenek tua itu pun pergi meninggalkan ruang sidang dengan mendapatkan uang sebesar 3 juta 5 ratus ribu rupiah dari para hadirin yang menghadiri acara sidang tersebut, termasuk uang Rp 50 ribu yang dibayarkan oleh manajer PT A******  yang tersipu malu karena telah menuntutnya.

Senin, Maret 04, 2013

Bahasa Indonesia Lebih Unggul sebagai Bahasa Pengantar di Sekolah

Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di sekolah dinilai lebih unggul dibandingkan dengan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang konsisten. Struktur penulisannya sangat jelas dan logis.

Pendapat ini dikemukakan oleh psikolog sekaligus pemerhati pendidikan dari Belanda, Annie Makkink pada kunjungannya ke Kantor Kemdikbud, Jakarta, Senin (25/02/2013).

Annie mengatakan, banyak kata yang dibentuk dalam bahasa Indonesia berasal dari sebuah kata dasar, yang diberi awalan dan/atau akhiran. Jika seseorang telah mengenal beberapa kata dasar maka sudah dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. “Penulisan dalam bahasa Indonesia mempunyai struktur yang sangat jelas. Setiap huruf mempunyai bunyi tersendiri. Apa yang ditulis itulah yang diucapkan,” kata lulusan jurusan psikologi dari Universitas Groningen Belanda ini.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...